Polri Bakal Evaluasi Pengamanan Rutan Buntut Kasus Napoleon Aniaya Muhammad Kece
Merdeka.com - Polri menyatakan bakal mengevaluasi pengamanan di rumah tahanan alias rutan di seluruh kantor kepolisian. Evaluasi dilakukan guna mencegah kasus penganiayaan dialami tahanan seperti dialami tersangka kasus penistaan agama Muhammad Kece dilakukan terpidana kasus suap penghapusan red notice buronan Djoko Tjandra, Irjen Pol Napoleon Bonaparte.
"Tidak hanya di Rutan Bareskrim Polri, tetapi seluruh rutan yang ada di kepolisian, ada di Polda, di Polres, Polsek, belajar dari kasus ini semua supaya tidak terulang kembali," kata Karopenmas Div Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono kepada wartawan, Kamis (23/9).
Rusdi mengaku, pihaknya akan lebih berhati-hati lagi bagaimana dalam menangani tahanan. Apalagi, kasus penganiayaan di dalam rutan yang sempat membuat heboh masyarakat menjadi perhatian Polri.
"Tentunya dengan peristiwa ini, Polri akan lebih berhati-hati lagi dalam bagaimana menangani pihak-pihak yang sedang mendapatkan pemeriksaan di kepolisian, dalam hal ini sebagai tahanan," ujarnya.
"Agar hal-hal yang sekarang sempat terjadi, kasus-kasus yang dapat banyak perhatian dari masyarakat, akhirnya yang terjadi penganiayaan di dalam ini menjadi perhatian Polri," sambungnya.
Selain itu, Rusdi menjelaskan, bakal menyelesaikan kasus penganiayaan terhadap Muhammad Kece itu secara komperhensif.
Jenderal bintang satu ini juga ingin agar permasalahan yang kini masih diusut Bareskrim Polri tidak akan terulang kembali pada kemudian hari.
"Sebenarnya ketika seseorang telah jadi tahanan Polri, hak-hak daripada tahanan ini harus dijaga. Layanan kesehatan, hak dapat keamanan itu pun perlu dijaga. Sekali lagi dengan kasus ini, Polri ingin menyelesaikan secara komprehensif permasalahan-permasalahan penganiayaan antar sesama penghuni rutan itu tidak boleh terjadi lagi," tutupnya.
Sebelumnya, Terpidana suap dan penghapusan red notice Djoko Tjandra, Napoleon Bonaparte menganiaya tersangka kasus penistaan agama Muhammad Kece di Rutan Bareskrim Polri. Mantan Kadiv Hubinter Polri itu menukar gembok sel yang dihuni Kece untuk melakukan penganiayaan.
Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengatakan, Napoleon memerintahkan ketua kamar tahanan berinisial H, yang disebut sebagai Ketua RT untuk menukar gembok tersebut.
"Gembok standar untuk kamar sel korban diganti dengan 'gembok milik Ketua RT' atas permintaan NB, makanya mereka bisa mengakses," kata Andi saat dikonfirmasi, Senin (20/9).
Hasilnya, kata Andi, Napoleon pun akhirnya dapat menyelinap masuk ke dalam kamar tahanan Kece. Sesuai pantauan CCTV, dia masuk bersama tiga tahanan lainnya sekitar pukul 00.30 WIB.
"Satu orang saksi napi lainnya kemudian disuruh mengambil plastik putih ke kamar NB yang kemudian diketahui berisi tinja," ujar dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Napoleon bareng pensiunan Polri dan TNI sebelumnya mendukung Anies-Cak Imin pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMantan Kadiv Hubinter Polri, Irjen Pol Napoleon Bonaparte lolos dari sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) alias pemecatan atas pelanggaran yang dilak
Baca SelengkapnyaSebanyak 134 prajurit jalani pelatihan selama 7 bulan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Para tahanan yang kabur tersebut terdiri dari tindak pidana kriminal umum, narkoba, dan titipan jaksa.
Baca SelengkapnyaPotret gagah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak.
Baca SelengkapnyaSejumlah catatan muncul setelah debat pertama capres yang berlangsung pada Selasa (12/12).
Baca SelengkapnyaPerubahan bentuk patung Bung Karno di Banyuasin belum lama selesai, namun sudah mendapatkan kritikan dari seniman dan dewan kesenian.
Baca SelengkapnyaGardu Ganjar dengan menggelar Pelatihan Konten Kreator bagi generasi muda.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan Jenderal TNI-Polri berstatus keturunan bangsawan. Siapa saja sosoknya?
Baca Selengkapnya