Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mendapat kritikan dari kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Komentar yang paling disorot adalah soal menteri pencetak uang dan soal utang negara. Tak hanya diam, Sri Mulyani kemudian membalas kritikan tersebut dengan rangkaian puisi yang diberi judul 'Kala Kamu Menuduh Aku Menteri Pencetak Utang'. Puisi tersebut ia ungkap melalui akun Instagramnya.
Tak hanya Sri Mulyani, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan juga ikut membela Sri Mulyani. Berikut pembelaan-pembelaan Menko Luhut untuk Sri Mulyani:
Menko Luhut menyebutkan istilah yang mengatakan Sri Mulyani sebagai menteri pencetak utang adalah pernyataan yang tidak etis. Menko Luhut mengaku, dengan kinerjanya selama ini, Sri Mulyani justru diakui dunia.
Bahkan dia menjadi Menteri Keuangan terbaik di dunia dan Asia Pasific versi majalah keuangan The Banker yang dimiliki oleh Financial Times. "Ya tidak etis saja itu (istilah menteri pencetak utang). Bu Sri Mulyani itu Menteri Keuangan terbaik di dunia," tegas Luhut.
Menurut Menko Luhut, rasio utang Indonesia terhadap GDP dinilai masih dalam koridor aman terkendali. Selain itu, utang tersebut digunakan untuk hal produktif seperti pembangunan infrastruktur. Dengan demikian, secara jangka panjang akan memajukan Indonesia itu sendiri.
Beberapa waktu lalu, Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto menyebut Menteri Sri Mulyani sebagai Menteri Pencetak Uang. "Mungkin (Ganti) menteri pencetak utang. Bangga untuk utang, (tapi) yang suruh bayar orang lain," kata Prabowo.
Tak diam, Menko Luhut kembali sindir Prabowo. Menurutnya, apa yang dikatakan oleh Prabowo tidak seharusnya diucapkan. Karena utang yang dimiliki oleh Indonesia untuk meningkatkan prasarana yang ada di Indonesia. Misalnya pembangunan kawasan ekonomi terpadu yang ada di kawasan Bekasi, Karawang, Purwakarta (BEKAPUR).
"Saat ini kita akan segera finalisasikan kawasan BEKAPUR, karena 60 persen kawasan industri kita berada di sana dan akan dijadikan kawasan ekonomi terpadu. Di situ akan kita buat dan sekarang sedang di finalisasi dan negosiasi oleh Hyundai mobil listrik," kata Luhut.
Menko Luhut juga yakin bahwa Menteri Sri Mulyani sudah menyiapkan berbagai upaya dalam pengelolaan utang agar tetap aman. "Kan Bu Ani (Menteri Keuangan, Sri Mulyani) bilang bisa selesaikan, kan Bu Ani kita mesti percaya Menkeu. Beliau kan menteri yang hebat," kata dia. "Optimis presiden trust beliau (Sri Mulyani) internasional juga percaya sama Ibu Ani (soal utang)," tandasnya.
Utang luar negeri Indonesia tercatat mencapai USD 360,5 miliar atau setara dengan Rp Rp 5.227 triliun hingga Oktober 2018. Angka utang ini naik 5 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Angka utang ini juga naik 0,19 persen jika dibandingkan dengan September 2018 yang hanya USD 359,7 miliar.
Dari angka tersebut, Menko Luhut mengatakan bahwa kondisi utang Indonesia masih tergolong managable. "Sangat managable," kata dia. (mdk/has)
Baca juga:
Soal Sri Mulyani Pencetak Utang, Jokowi Sindir Prabowo Tidak Mengerti Ekonomi Makro
Sri Mulyani Bikin Puisi Soal Pencetak Utang, BPN Sebut 'Tunggu Puisi Pak Prabowo'
Ekonom: Sebutan Menteri Pencetak Utang Singgung Menkeu Sejak Era Soekarno
Soal Menteri Pencetak Utang, Sri Mulyani Balas Prabowo Lewat Puisi
Tangkisan Sri Mulyani Saat Dihujani Kritik soal Utang
Beda dengan Prabowo, Sri Mulyani sebut RI Perlu Menteri Perempuan
Tangkisan Sri Mulyani Saat Dihujani Kritik soal Utang
Soal Sri Mulyani Pencetak Utang, Jokowi Sindir Prabowo Tidak Mengerti Ekonomi Makro
Misteri Tewasnya WNI di Kapal Berbendera China
Sri Mulyani Bikin Puisi Soal Pencetak Utang, BPN Sebut 'Tunggu Puisi Pak Prabowo'
Ekonom: Sebutan Menteri Pencetak Utang Singgung Menkeu Sejak Era Soekarno
Soal Menteri Pencetak Utang, Sri Mulyani Balas Prabowo Lewat Puisi
Beda dengan Prabowo, Sri Mulyani sebut RI Perlu Menteri Perempuan
Sri Mulyani Optimistis Investasi Tumbuh Lebih Tinggi di 2019
Menkeu dan Menko Kemaritiman Hadiri DBS Asian Insights Conference 2018
Erick Thohir Tunjuk Chatib Basri Jadi Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri
KPK Ingin Pemberantasan Korupsi Masuk Amandemen UUD 1945
Olahraga Bisa Jadi Cara Sehat untuk Menekan Perasaan Depresi
Pimpinan Garuda Indonesia Baru Diharapkan Bisa Tiru Langkah Jonan Majukan PT KAI
Perempuan India Ditembak karena Berhenti Menari di Pesta Pernikahan
Jasad Balita Tanpa Kepala yang Ditemukan di Parit Diautopsi
Viral Video Dirut Garuda Indonesia Tak Akan Mundur Jika Tidak Diganti
Jelang Pernikahannya Dengan Richard, Jessica Iskandar Beli Kasur Seharga Rp50 juta
BTN Catat Telah Salurkan KPR Rp300 Triliun untuk 5 Juta Rumah
Pimpinan Militer Inggris Sebut ISIS Belum Kalah dan Peringatkan Ancaman Teror
Ribuan Warga Hong Kong Kembali Turun ke Jalan
6 Gaya Glamor Ibunda Ayu Ting Ting yang Sering Jadi Sorotan
Rayakan Ulang Tahun, Pelajar Siswi di Kebumen Tewas Tenggelam
Chatib Basri Bakal Jadi Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri?
Korlantas Polri Pastikan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek Sudah Layak Beroperasi
BBKSDA Riau Temukan 170 Jeratan Perangkap Satwa di Hutan
Polisi Tangkap 2 Pelaku Jambret Tas Gobelini di Jakarta Utara
Jawa Tengah Akan Jadi Fokus Pembangunan Industri Perikanan
Longsor di Lebak, 9 Penambang Emas Terjebak di Lubang Galian
KPK Harap Jokowi Bawa Kado Perppu di Hari Antikorupsi Besok
Kebakaran Pabrik di New Delhi Tewaskan 43 Pekerja yang Sedang Tertidur
Raffi Ahmad Traktir Semua Karyawannya, Merry Hanya Bisa Gigit Jari
Kemenhub Pastikan Operasional Garuda Indonesia Tidak Terganggu Meski Bosnya Dipecat
Salurkan Rp10 Miliar, Total Dana PKBL PTPN V Capai Rp101,2 Miliar
PKS Nilai Alasan Kemanusiaan di Grasi Annas Maamun Subjektivitas Jokowi
Donald Trump Keluhkan Minimnya Persediaan Air Untuk Siram Toilet
KPK Tunggu Laporan Kabareskrim Soal Perkembangan Kasus Novel
KPK Nilai Perbaikan Fasilitas Tahanan Korupsi Lebih Elegan Daripada Grasi