Staf Ahli Menkominfo Sebut Pesan Influencer Lebih Didengar Publik

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap memanfaatkan influencer sebagai penyambung pesan terkait program pemerintah kepada khalayak. Sebab, di era digital seperti saat ini, pesan yang disampaikan influencer dinilai lebih mengena oleh publik.
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Henri Subiakto mengatakan influencer sudah digunakan untuk penyambung pesan ke masyarakat sebelum media sosial berjamuran seperti saat ini. Yakni, oleh para tokoh masyarakat setempat.
Ia menilai, justru terasa aneh jika pemerintah malah tidak menggunakan platform digital sebagai media sosialisasi. Pun, tidak tepat penilaian bahwa menggunakan influencer, komunikasi publik yang dimiliki pemerintah lemah.
"Di masyarakat itu kan ada masyarakat yang aktif yang pasif, mereka yang status sosial tinggi, biasa punya jaringan hubungan banyak, lebih produktif dan biasanya menjadi rujukan masyarakat yang pasif, makanya muncul opinion leader," ujar Henri, dalam diskusi "Influencer dan Pemerintahan Jokowi," kata Henri, Sabtu (5/9).
Ia menegaskan, era digital memudahkan semua individu berkomunikasi dan menjadi penyampai pesan. Terlebih, tokoh publik yang mempunyai pengikut hingga jutaan bahkan, puluhan juta.
"Mereka yang punya pengikut jutaan itu aset negara, mereka masyarakat juga," katanya.
Henry mengambil contoh Raffi Ahmad yang mempunyai pengikut capai 44 juta. Jumlah itu lebih besar ketimbang misalnya media surat kabar yang mendapatkan pelanggan hingga dua juta orang saja sudah kewalahan.
Di samping itu, ia memastikan influencer berbeda dengan buzzer. Buzzer hanya mengikuti arahan si pemberi kerja. Sedangkan, influencer mempunyai rekam jejak,pengikut yang jelas. Sehingga, mereka lebih mempunyai tanggung jawab moral.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adiansyah menepis terkait pernyataan Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menilai penggunaan influencer oleh pemerintah adalah bentuk ketidakpercayaan diri. Sebab program yang dimiliki harus diketahui seluruh pihak terutama milenial.
"Saya kira bukan tidak percaya diri. Tapi jangkauannya lebih luas, terutama di kalangan milenial," katanya saat dihubungi, Jakarta, Jumat (21/8).
Dengan melihat data, dia menjelaskan, 40 persen populasi di Indonesia adalah milenial. Sebab itu program tersebut bisa disampaikan kepada influencer. Sehingga program tersebut mudah dipahami.
"Misalnya, bansos, orang kan tidak tahu bagaimana melakukan bansos, daftar kemana, prosedurnya seperti apa. Nah itu penting kan untuk disosialisasikan, bukan tidak percaya dengan kebijakannya," ujarnya.
Baca juga:
Proyek Satelit Internet Dimulai, Menkominfo sebut Tanda Iklim Investasi Melesat
Tandatangani Kesepakatan Bersama, Menkominfo Minta Komitmen Jaga Ruang Digital
Kominfo: Sektor Komunikasi dan Informasi Tumbuh 10 Persen di Kuartal II-2020
Menkominfo Akui Ada Program Libatkan Influencer, Tapi Anggaran Tak Sebesar Temuan ICW
Menkominfo Minta Diskominfo Daerah Massif Sosialisasi Protokol Kesehatan
Sebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) mengkritisi besarnya anggaran belanja pemerintah pusat untuk menggandeng influencer demi mensosialisasikan berbagai kebijakan. Tercatat total anggaran belanja untuk aktivitas yang melibatkan influencer sejak tahun 2017 sampai saat ini mencapai Rp 90,45 miliar.
Menurutnya hal itu, menggambarkan adanya rasa ketidakpercayaan diri pada pemerintah pusat atas kebijakan yang dilahirkan. Seperti di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang harus menggelontorkan anggaran Rp114.400.000 pada 2019 lalu, untuk pengadaan sosialisasi PPDB melalui influencer media sosial artis Gritte Agatha dan Ayushita W.N. Masih di tahun yang sama sosialisasi PPDB juga kembali melibatkan influencer artis Ahmad Jalaluddin Rumi dan Ali Syakieb dengan nilai kontrak serupa Rp114.400.000.
Baca Selanjutnya: Tenaga Ahli Utama Kantor Staf...
(mdk/rhm)
Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Merdeka!
Daftarkan
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami