Sumsel Ditetapkan PPKM Mikro, Epidemiolog Nilai Seharusnya Sejak Dulu
Merdeka.com - Provinsi Sumatera Selatan menjadi salah satu dari lima daerah yang ditetapkan pemerintah pusat untuk melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro pada 6-19 April 2021. Penerapan ini dilatarbelakangi tingginya angka penambahan kasus dan kematian Covid-19 di provinsi itu.
Menanggapi hal tersebut, epidemiolog dari Universitas Sriwijaya Palembang Iche Andriyani Liberty menilai kebijakan tersebut sudah sangat tepat. Bahkan, mestinya dilakukan sejak lama melihat kondisi penyebaran virus di Bumi Sriwijaya.
"Seharusnya sejak lama. Tapi karena kebijakan ini diambil hari ini, maka kita akan melakukan sosialisasi terkait teknisnya," ungkap Iche, Senin (5/4).
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sudah mengisyaratkan pemerintah setempat untuk bersiap PPKM saat berkunjung ke Palembang belum lama ini. Namun, penerapan teknisnya belum diketahui dan paling tidak meniru Jawa dan Bali yang lebih dulu menerapkan PPKM Mikro.
"Jika tidak ada perubahan seperti PPKM yang sudah ada, maka pembatasan akan mulai dilakukan per zona tergantung kondisi sebaran kasus yang tinggi. Kalau aturannya tidak berubah," ujarnya.
Menurut dia, klaim penurunan kasus Covid-19 tidak bisa mengaburkan fakta di lapangan. Sebab, bisa jadi penurunan kasus akibat testing yang tidak masif dilakukan.
"Di minggu sebelumnya kasus aktif turun dan kasus sembuh juga turun. Lalu di minggu ini ada kenaikan angka positivity rate, menandakan testing kita turun," ujarnya.
Hingga saat ini, angka kematian Covid-19 di Sumsel di angka 4,74 persen yang berada di atas nasional sekitar 2,7 persen. Angka sebaran kasus positif juga tinggi, mencapai 28,58 persen atau di atas nasional dengan persentase 17,82 persen.
"Angka saat ini meningkat dari bulan lalu yang mencapai 27 persen," kata dia.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnya