Takut Rapid Test, Warga Kota Serang Kabur Tinggalkan Rumah
Merdeka.com - Jelang penerapan new normal, Pemerintah Kota Serang gencar melakukan rapid test masal di sejumlah wilayah. Namun program yang bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19 itu banyak ditolak warga.
Seperti yang terjadi di Lingkungan Ciloang, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, sejumlah warga kabur dari rumahnya karena takut dirapid test yang digelar oleh Puskesmas Serang, Kamis (25/6).
Berdasarkan pantauan, kondisi Lingkungan Ciloang tidak seperti biasanya terpantau sepi. Rumah-rumah dan warung-warung yang ada di lingkungan tersebut tutup.
"Ya katanya kalau dirapid test mulutnya dikorek-korek. Terus hidungnya ditusuk-tusuk. Jadinya warganya pada ngeri ketakutan dengernya. Maklum lah wong kita mah kan orang kampung," kata salah seorang bapak yang enggan disebutkan namanya.
Lantaran takut akibat kabar yang menyebar di lingkungan itu, sejumlah warga memilih mengungsi ke kerabatnya atau juga pergi keluar rumah.
"Ada yang pergi dari kemarin malam, dari semalam, ada juga yang pergi tadi pagi sebelum petugas datang. Denger-denger mah ngungsi ke rumah saudaranya. Yang di rumah aja juga banyak," ujarnya.
Ia mengungkapkan, tidak semua warga di lingkungan Ciloang meninggalkan rumah. Sebab banyak juga warga yang mengikuti rapid test yang dilakukan oleh petugas Puskesmas tersebut.
"Gak semuanya kabur. Banyak juga yang rapid tes. Saya ama ibu, bibi, mamang, saya ikut rapid tes, dan Alhamdulillah non reaktif. Itu mah pemahaman aja kali ya," jelasnya.
Sementara itu, sejumlah petugas Puskesmas Serang melakukan imbauan dengan mendatangi rumah warga, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat setempat bahwa rapid tes hanya diambil sampel darah.
"Jangan denger kata orang rapid tes itu begini begitu. Rapid Tes itu cuman diambil sampel darahnya aja, bu," ujar Erni salah seorang petugas medis dari Puskesmas Serang, Kamis (25/6).
Erni mengatakan pihaknya jauh sebelum pelaksanaan telah menginformasikan melalui RT, RW, dan kelurahan setempat.
"Udah jauh-jauh hari. Ini juga harusnya Minggu kemarin," katanya.
Hasil Rapid Test 12 Warga Reaktif
Dalam rapid test massal yang dilakukan di Kelurahan Sumur Pecung, Kota Serang, dari 90 warga yang menjalani rapid test 12 warga dinyatakan reaktif, Kamis (25/6).
Kepala Puskesmas Serang Kota Yayat Nurcahyati, mengatakan 12 warga reaktif akan segera dilakukan test PCR Swab.
"Test PCR Swab pasti dilakukan, nanti kami laporkan terlebih dahulu ke Dinas Kesehatan, karena kan untuk test laboratoriumnya harus menunggu," katanya.
Yayat menjelaskan pihaknya tetap memantau warga yang reaktif dan memberikan edukasi apa saja yang harus dilakukan warga yang reaktif. "Edukasi tetap kami lakukan dari mulai isolasi mandiri dan apa saja yang harus dilakukan, tetap kami pantau nanti," ujarnya.
Yayat mengungkapkan, Puskesmas Serang Kota melakukan rapid test di tiga kelurahan, setiap kelurahan mendapatkan 100 rapid test.
"Baru dua kelurahan, masing masing 100 alat rapid test, tadi memang warga sempet ragu, tapi memang akhirnya mereka mau di rapid test setelah melihat warga yang mau tidak diapa apain," ungkapnya.
Baca juga:Pemkab Tapanuli Selatan Terima Bantuan 500 Alat Rapid Test dari USUGubernur Sulsel Serahkan 4.000 Rapid Test ke UnhasPemprov Jabar Jadikan Stasiun di Bogor Sasaran Tes MasifDinkes Gelar Rapid Test 700 Pedagang di Pasar Tradisional BantulRentan Terpapar Covid-19, 1.000 Petugas Kedatangan Bandara Soetta di Tes PCRGubernur Kaltara Bahas Aturan Tarif Tes Cepat dan PCR Covid-19
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tujuh orang tersangka berinisial SL,AM, DH dan DP, AI dan IY, serta FH
Baca SelengkapnyaPihaknya masih mendalami peran-peran dari pada pelaku. Hasil tes urine menujukkan 21 orang positif narkoba jenis sabu.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba tembok tetangga yang lebih tinggi runtuh dan menimpa rumah Suyoto
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit
Baca SelengkapnyaDaratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi
Baca SelengkapnyaAlih-alih dengan kekerasan, cara penangkapan yang dilakukan sungguh tak biasa. Warga menakut-nakuti maling tersebut dengan seekor ular.
Baca SelengkapnyaAtta merasa sangat beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya yang selalu mendampinginya dalam suka maupun duka.
Baca SelengkapnyaKeringat yang berlebihan ini muncul bukan karena panas matahari atau pakaian Anda yang terlalu tebal, tapi bisa jadi karena masalah pada kesehatan Anda.
Baca SelengkapnyaKejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca Selengkapnya