Usai Bacok Orang, Lusi Mengadu ke Polisi Dalam Keadaan Mabuk
Merdeka.com - Lusi Nian (51), warga Desa Pariti, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) babak belur saat mendatangi kantor kepolisian setempat. Dia mengalami luka serius pada wajah. Kepada polisi, Lusi Nian mengaku dianiaya calon anak mantunya. Saat mengadu ke polisi, Lusi Nian juga dalam keadaan mabuk minuman keras.
Laporan kasus penganiayaan ini disampaikan Lusi Nian melalui laporan polisi nomor LP/B/05/VI/2021/NTT/RES KPG/SEK SULAMU.
Dia mengaku mengalami penganiayaan sekitar pukul 19.00 WITA di halaman rumahnya. Saat itu Lusi Nian baru pulang membantu pekerjaan atap rumah warga bernama Eben Oja. Lusi dalam keadaan mabuk minuman keras.
Korban bertemu anak gadisnya, Mince Nian dan menanyakan mengenai rencana pernikahan anaknya tersebut dengan Dedy Lau yang hingga saat ini belum dilaksanakan.
Lusi Nian mengingatkan kepada anak Mince Nian kalau kakak beradiknya yang lain sudah menikah. Sementara Mince Nian dan Dedy Lau belum juga menikah sah, padahal anak-anak mereka sudah mulai besar dan akan segera masuk sekolah.
"Kalian belum menikah, anak-anak mulai besar. Biar anak-anak kalian bisa sekolah," kata Lusi Nian pada Mince Nian.
Setelah itu, Lusi Nian keluar dari rumah dan hendak pergi mandi. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba sudah ada lemparan batu yang mengenai kedua lengan korban.
Korban kemudian masuk ke dalam rumah mengambil sebilah parang dan mencari orang yang melemparnya. Akan tetapi ada lemparan lagi dan mengenai bagian tulang pipi sebelah kanan.
korban pun berusaha melindungi diri, lalu mendekati Dedy Lau yang diduga sebagai orang yang melemparinya. Begitu bertemu dengan Dedy Lau, korban mengayunkan parang ke arah Dedy Lau. Dedy lantas mencari perlindungan, kemudian dievakuasi warga ke Puskesmas Pariti. Namun karena mendapatkan luka bacokan parah pada kepala, Dedy Lau dirujuk ke RS Leona, Kota Kupang.
Beberapa saat kemudian, polisi dari Polsek Sulamu datang mengamankan Lusi Nian dan dibawa ke Puskesmas kemudian ke Polsek Sulamu guna membuat laporan polisi.
"Untuk sementara pelaku yang menganiaya korban Lusi Nian belum jelas apakah Dedy Lau yang menganiaya korban ataukah orang lain karena tidak ada saksi yang melihat," ujar Kapolsek Sulamu, Ipda Deif W, Minggu (6/6).
Korban Lusi Nian mengakui kalau dia dianiaya dan dilempari Dedy Lau calon anak mantunya, namun polisi masih mendalami.
"Menurut korban, Lusi Nian, pelakunya Dedy Lau, namun kita masih dalami dulu karena beliau (Lusi Nian) waktu itu dalam keadaan mabuk," jelas Ipda Deif.
Lusi Nian tidak mengetahui persis pelaku yang melemparinya namun ia berkeyakinan kalau Dedy Lau yang melemparnya, sehingga ia mengambil parang dan membacok Dedy Lau hingga terluka parah di kepala.
Lusi Nian sendiri saat diperiksa polisi mengakui membacok Dedy Lau hingga luka parah. "Dedy Lau belum membuat laporan polisi dan belum kita periksa karena masih dirawat di rumah sakit, akibat luka bacok di kepala," tandas Kapolsek Sulamu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tragis pelaku beraksi saat anaknya tengah tertidur pulas
Baca SelengkapnyaIstrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi yang diduga melakukan pencabulan terhadap anak tiri disebut sempat meminta pada pelapor untuk mencabut laporannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pesilat asal Lamongan disambut banjir air mata usai digelandang ke kantor polisi akibat terlibat kericuhan.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaPerbuatan cabul dilakukan oknum polisi hingga berulang-ulang. Dari korban masih duduk di bangku sekolah dasar hingga ia menginjak kelas 9 SMP
Baca SelengkapnyaKisah lansia 80 tahun rela berjualan kerupuk demi hidupi anak ODGJ ramai disorot warganet. Begini informasinya.
Baca SelengkapnyaDi hari pertambahan usia ia justru mendapatkan kado terindah atas keberhasilan anaknya yang menjadi seorang polisi.
Baca SelengkapnyaPolisi hingga kini menyelidiki dan membidik tiga tersangka baru dalam kematian santri tersebut.
Baca Selengkapnya