Warga asal NTT demo, minta proses hukum 11 Kopassus terbuka
Merdeka.com - Ratusan mahasiswa dan warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam Forum Keluarga Mahasiswa NTT menggelar aksi demo di bunderan Kampus UGM Yogyakarta. Aksi ini sebagai bentuk kecaman atas penyerangan Lapas Kelas IIB Cebongan Sleman Yogyakarta pada 23 April 2013 lalu.
Mereka menyayangkan tindakan brutal anggota Kopassus grup 2 yang secara sadis membantai empat tahanan. Terlebih penyerangan itu dilakukan di institusi negara.
"Kami selaku warga NTT yang ada di Yogya mengecam keras aksi penyerangan Lapas. Kami juga menuntut agar hukum tetap berjalan tegas dan transparan mengusut pelaku penyerangan," kata koordinator aksi Angga di dalam orasinya.
Lebih lanjut Angga menegaskan, pasca penyerangan Lapas Cebongan Yogyakarta, muncul stigma yang menilai jika biang rusuh di kota Yogya adalah orang-orang NTT. Terlebih, banyak anggapan jika empat tahanan yang tewas asal NTT adalah seorang preman di Yogya.
Hal senada diungkapkan Toni Alexander, tokoh warga NTT di Yogya. Dia sangat menyayangkan adanya persepsi premanisme yang disematkan kepada empat korban Lapas Cebongan. Seharusnya, persepsi premanisme sendiri perlu dikaji lebih dalam sehingga tidak ada kesan diskriminasi terhadap warga NTT.
"Saya rasa premanisme memiliki banyak konotasi. Secara bijaksana, jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa empat korban adalah preman," tegas Toni.
Pernyataan Toni bukan tanpa alasan. Pasalnya, empat warga NTT yang tewas di Lapas Cebongan, mereka memiliki riwayat pekerjaan seperti orang pada umumnya. Sehingga Toni sangat kecewa jika rekannya itu dianggap sebagai preman.
Adapun aksi damai dengan pengawalan 300 personel dari jajaran Polres Sleman Yogyakarta dimulai pukul 10.30 WIB di bundaran Kampus UGM. Mereka juga membawa spanduk dan poster-poster berisikan kecaman aksi brutal di Lapas Cebongan dan beberapa dukungan agar aparat penegak hukum bisa menjalankan proses hukum secara adil dan transparan.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi Tarsum (41) membunuh dan memutilasi istrinya Yanti (40), lalu menawarkan daging wanita itu kepada warga sekitar, ternyata sudah didahului perilaku aneh.
Baca SelengkapnyaAda seorang wanita yang sedang menyebrang jalan dari barat menuju timur. Sehingga, korban pun tertabrak.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Karnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menyebut banyak prajurit TNI belum punya rumah, tapi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menguasai lahan 34.000 ha.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan merespons acara Desak Anies di Yogyakarta dibatalkan mendadak.
Baca SelengkapnyaKristomei memastikan pihaknya akan mengambil langkah tegas kepada prajurit yang terbukti bersalah terlibat pengeroyokan.
Baca SelengkapnyaSerangan KKB menyebabkan dua prajurit TNI menjadi korban.
Baca SelengkapnyaKorban yang berusia 13 tahun sedang menjalani perawatan. Kasus terungkap setelah orang tua korban membuat laporan.
Baca Selengkapnya