4 Faktor ini dianggap bisa menangkan 'Asyik' di Pilgub Jabar
Merdeka.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat yang diikuti 4 pasangan calon (Paslon) diprediksi berlangsung sengit. Pasangan Sudrajat-Syaikhu (Asyik) dinilai masih berpeluang menang di Pilgub Jabar. Direktur Survei & Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara, mengatakan ada 4 faktor yang bisa menentukan kemenangan pasangan Asyik.
Pertama, figur Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Nama Prabowo Subianto dianggap masih berpengaruh kuat bagi masyarakat Jabar.
"Keunggulan Prabowo ini (di Jawa Barat) sudah tercermin dalam kemenangannya di Provinsi Jabar sebagai ladang suara saat Pilpres 2014," kata Igor di Jakarta, Jumat (22/6).
Kemudian, menurut Igor, kinerja Ahmad Heryawan memimpin Jabar selama dua periode juga menjadi nilai plus dalam memberikan dukungannya kepada pasangan Asyik. Padahal, dulu Aher selalu diprediksi kalah di Pilgub 2008 dan 2013 oleh banyak lembaga Survei.
"Namun faktanya justru menang, karena adanya silent voters, yaitu pemilih diam yang sebenarnya sudah menetapkan pilihan, tetapi tidak dinyatakan secara terbuka," jelas dia.
Igor melanjutkan, kerja 3 parpol pendukung Asyik, yakni Gerindra, PKS dan PAN diharapkan bisa menyapu bersih undecided voters dan swing voters saat hari pencoblosan.
"Demonstration effect kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang juga diusung Gerindra-PKS-PAN di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu bertendensi diikuti warga Jabar, terutama di daerah yang berdekatan dengan Jakarta, seperti Depok, Bekasi, dan Bogor," terangnya.
Faktor kedua, manuver pasangan Asyik yang mengaitkan kemenangannya nanti di Pilkada Jawa Barat 2018 dengan kemenangan Prabowo di Pilpres tahun 2019, salah satunya dengan jargon "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden".
Bahkan, pasangan Asyik berani membentangkan kaos ganti presiden saat acara debat Cagub Jabar.
"Sedangkan paslon lainnya terbagi dan diusung oleh parpol pendukung pemerintah yang ingin mempertahankan status quo penguasa sekarang ini," klaimnya.
Yang ketiga, kontroversi pelantikan Komjen Iriawan sebagai Pj Gubernur Jabar yang menimbulkan polemik dan kecurigaan publik, terkait netralitas dalam Pilkada 2018.
"Hal ini tentu bisa menjadi amunisi penguasa untuk pemenangan paslon tertentu. Namun sebaliknya, mungkin saja malah kontradiktif, bahkan blunder. Karena perilaku aparat lebih mudah ditebak daripada perilaku pemilih," tambahnya.
Faktor yang keempat, 'nyunda', 'nyakolah', dan 'nyantri' adalah poin penting warga Jabar memilih Gubernurnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu faktor pendorongnya adalah penampilan Gibran dalam debat cawapres.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengaku tidak pernah menyesal memilih Gibran Rakabuming Raka menjadi Calon Wakil Presiden pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaWiranto mengungkapkan lima alasan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka wajib didukung dan menang pada pemilu 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan beri nilai 11 atas kinerja Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dalam sesi debat capres
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto menyebut masyarakat tak sabar untuk segera memilih pemimpin usai lihat Gibran debat Cawapres.
Baca SelengkapnyaINFOGRAFIS: Jokowi, Ganjar, dan Prabowo, Siapa Paling Besar Habiskan Dana Kampanye di Pilpres?
Baca SelengkapnyaPresiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana
Baca Selengkapnya