Anggap Tak Ada Oposisi & Koalisi, PDIP Beri Contoh Golkar Soal Angket Century
Merdeka.com - Wacana akan ada partai oposisi untuk bergabung ke kubu Jokowi-Ma'ruf, semakin mengemuka. Hal ini dikhawatirkan, tak jalannya fungsi pengawasan terhadap pemerintah ke depan di parlemen jika minim oposisi.
Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah, mengingatkan, bahwa sebenarnya tak ada oposisi dan koalisi di dalam sistem politik Indonesia. Dia pun mencontohkan, bagaimana partainya saat berada di luar pemerintahan.
Adapun, ini disampaikannya dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh PNPS GMKI dengan tema 'Hiruk-Pikuk Politik Pacsa Pemilu: Implikasinya bagi Pencerdasan Rakyat,
"Sejak zaman Pak SBY berkuasa waktu itu tahun 2004-2009 dan 2009-2014, PDIP juga di luar pemerintahan bersama partai-partai lain. Pada tahun 2009 ketika Ibu Mega dan Pak Prabowo bersama-sama mencalonkan diri sebagai capres dan wakil presiden, ketika kalah waktu itu, kami tidak membuat koalisi oposisi di parlemen," kata Basarah di Menteng, Jakarta, Jumat (2/8).
Dia menuturkan, saat Gerindra dan PDIP di luar pemerintahan, semuanya jalan sendiri-sendiri.
"Gerindra dan PDI Perjuangan di luar pemerintahan, tapi kami jalan sendiri-sendiri, dalam rangka menjalani fungsi pengawasannya. Tidak ada koalisi oposisi permanen, ketika seperti yang dilakukan Koalisi Merah Putih ketika pasca Pilpres 2014, yang membangun koalisi KMP," jelas Basarah.
Dia pun juga merujuk bagaimana saat Golkar di dalam pemerintahan pada masa SBY-Boediono, paling terdepan mengajukan angket BBM dan Bank Century.
"Pada saat Pak SBY bersama Pak Boediono berkuasa, ada partai Golkar masuk ke dalam koalisi, ada PKS, tapi yang namanya angket BMM dan angket Century, Golkar terdepan," ungkap Basarah.
Karenanya, dengan contoh itu, baik di dalam maupun di luar pemerintahan, partai tidak kehilangan hak pengawasannya di parlemen.
"Itu salah satu bukti, partai yang bergabung di pemerintahan, kehilangan hak pengawasannya," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laporan dana kampanye tersebut menempatkan partai dipimpin Kaesang Pangarep masuk dalam tiga besar partai dengan kategori pengeluaran terbanyak.
Baca SelengkapnyaPernyataan Ganjar itu ternyata juga sejalan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Baca SelengkapnyaBergabungnya Partai Golkar dan PAN dalam koalisi pendukung Prabowo sebagai Calon Presiden 2024 membawa angin segara kepada pengurus Partai Gerindra di daerah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar pede hengkangnya ratusan anggota organisasi sayap PDIP pasca Ara mundur tidak berpengaruh terhadap suaranya di Jabar.
Baca SelengkapnyaSelain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menegaskan sikap berada di luar pemerintahan atau oposisi di era Prabowo-Gibran adalah keputusan pribadi.
Baca SelengkapnyaPKS dan Golkar membuka pintu koalisi bagi partai politik lain ingin bergabung di Pilkada Depok.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra tidak yakin jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menjadi oposisi pada pemerintah selanjutnya.
Baca SelengkapnyaGerindra menilai hak angket itu tidak perlu dilakukan apalagi baru sebatas wacana.
Baca Selengkapnya