Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Demokrat Tolak Pilkada 2024: 271 Plt Untungkan Jokowi dan Koalisi Pemerintah

Demokrat Tolak Pilkada 2024: 271 Plt Untungkan Jokowi dan Koalisi Pemerintah pemungutan suara pilkada di tengah pandemi. ©2020 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Partai Demokrat menolak Pilkada digelar 2024. Salah satu alasannya karena akan memunculkan 271 daerah dijabat pejabat sementara selama kurang lebih 1-2 tahun karena Pilkada 2022 dan 2023 ditunda.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Renanda Bachtar menduga adanya 271 pejabat sementara akan menguntungkan pihak pemerintah dan partai koalisi.

"Kemendagri tentu akan menyerahkan seluruhnya kepada presiden. Kami menduga tentu dari 271 plt itu pengadaan plt sekian banyak yang diuntungkan tentu pihak Presiden dan koalisi partai politik," ujar Renanda dalam diskusi daring, Rabu (24/2).

Menurut Renanda, penundaan Pilkada akan merugikan banyak partai yang telah mengantar kepala daerah lima tahun sebelumnya. Partai tidak lagi punya kepanjangan tangan di daerah.

"Tentu partai politik ya yang sudah terpilih kepala daerahnya tidak punya lagi kepanjangan tangan menjadi pejabat yang bisa mewakili konstituen yang memilih di daerah. Bayangkan itu. Tentu partai politik itu akan dirugikan," kata dia.

Pejabat sementara ini juga menjadi masalah karena tidak punya kewenangan mengambil kebijakan strategis seperti kepala daerah definitif. Apalagi jika negara sedang fokus pemulihan ekonomi pasca pandemi, kepala daerah memiliki peran strategis.

Meski ada surat edaran Kemendagri menyebutkan kewenangannya disamakan, Renanda bilang aturan itu tidak bisa melangkahi aturan UU Administrasi Pemerintahan.

"Undang-undang menyatakan bahwa tidak ada kewenangan yang sama dan setara antara definitif dengan plt pjs," tegasnya.

Demokrat juga mempertanyakan darimana Kemendagri bisa mengambil pejabat sementara untuk mengisi kekosongan. Apalagi biru pejabat setingkat eselon I dan II. Renanda menolak jika diambil dari unsur TNI Polri.

"Kita tidak ingin karena kekurangan, TNI Polri ditarik untuk bisa menjabat posisi tersebut padahal kita tahu itu nanti mundur lagi demokrasi kita," tegasnya.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!

Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya
Ini Jagoan Gerindra Buat Pilkada DKI Jakarta 2024
Ini Jagoan Gerindra Buat Pilkada DKI Jakarta 2024

Sejumlah partai politik mulai memunculkan nama-nama yang digadang-gadang maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral
Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral

Perludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi
Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi

Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.

Baca Selengkapnya
Soal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa
Soal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa

Terkait paslon yang didukung Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang meminta agar ditanyakan langsung ke presiden

Baca Selengkapnya
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Pengamat Soal Rencana Hak Angket Pemilu: Keliatannya Layu Sebelum Berkembang, akan Diblok Koalisi Pemerintah
Pengamat Soal Rencana Hak Angket Pemilu: Keliatannya Layu Sebelum Berkembang, akan Diblok Koalisi Pemerintah

"Keliatannya bisa jadi usulan hak angket ini akan layu sebelum berkembang, akan diblok, ya akan di bendung oleh kubu koalisi pemerintahan Jokowi,"

Baca Selengkapnya
Jokowi: ASN, TNI dan Polri Harus Netral dan Tidak Memihak di Pemilu 2024
Jokowi: ASN, TNI dan Polri Harus Netral dan Tidak Memihak di Pemilu 2024

Jokowi mengajak para pihak menjaga pesta demokrasi lima tahunan agar jujur dan adil.

Baca Selengkapnya
Partai Gelora Tolak PKS Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran
Partai Gelora Tolak PKS Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menolak wacana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya