Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menanti Kebangkitan Partai Buruh di Kancah Politik Tanah Air

Menanti Kebangkitan Partai Buruh di Kancah Politik Tanah Air Sumpah Pemuda Saat Demo Buruh. ©2020 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengumumkan rencananya bersama sejumlah organisasi serikat pekerja membangkitkan kembali Partai Buruh yang akan dideklarasikan pada kongres 4-5 Oktober di Jakarta.

Pengamat politik LIPI, Wasisto Raharjo Jati menakar rencana membangkitkan partai buruh yang berawal dari akar rumput bukan para elite patut diapresiasi. Namun dia melihat ada dua tantangan yang harus dihadapi untuk bisa mewarnai kancah perpolitikan di Indonesia.

"Ada dua tantangan besar yang perlu diperhatikan. Tantangan pertama pertama modal politik, yakni adanya kelangsungan dana untuk bisa bertahan di arena politik. Dan kedua ideologi, buruh identik dengan ‘kiri’ yang mana hampir sebagian orang Indonesia sekarang ini akan mengasosiasikan dengan komunisme, maupun sosialisme," kata Wasisto kepada merdeka.com, Senin (4/10).

Maka, dia menilai, kepada para buruh yang akan mendeklarasikan partai tersebut harus sedari awal menerangkan secara jelas posisi partai tersebut. Supaya tidak terseret ke isu persoalan komunisme maupun sosialisme.

"Makanya penempatan posisi partai ini jadi penting apakah menjadi partai nasionalis atau religius, atau netral dari polarisasi warna politik itu," jelasnya.

Pada kesempatan terpisah, Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menakar kans untuk para buruh membangun partai sangatlah besar. Terlebih jika semangat awalnya untuk memperjuangkan nasib para buruh, termasuk menolak adanya UU Omnibus Law Cipta Kerja.

"Makanya mereka ingin mendeklarasikan kembali partai buruh sebagai alat perjuangan kaum buruh. Jika bisa mempersatukan para buruh, maka akan menjadi kekuatan yang bagus," kata Ujang.

Terlebih, Ujang memandang, selama ini kekuatan buruh banyak yang terafisiliasi partai politik. Sehingga suara mereka hanya menjadi penopang kekuatan partai politik tanpa tujuan yang disalurkan.

"Jika mampu dipersatukan semua elemen kaum buruh, maka akan menjadi partai yang diperhitungkan. Namun jika tak bisa bersatu, maka sulit untuk bisa bersaing dalam Pemilu nanti," jelasnya.

"Kekuatan buruh itu sangat besar. Namun dukungannya banyak terpencar ke banyak partai. Oleh karena itu partai buruh yang akan dideklarasikan kembali tersebut mesti menjaga basis massanya tersebut. Agar tak lari ke partai lain," tuturnya.

Lebih lanjut, Ujang mensyaratkan, bila partai buruh bisa menyatukan suara hal ini akan menjadi satu kekuatan politik yang diperhitungkan untuk mewarnai perpolitikan di Indonesia. Namun bila tidak, partai buruh hanyalah akan mengulangi track record kembali gagal masuk parlemen.

"Makanya kansnya besar untuk bisa bersaing dengan partai-partai lain. Begitu juga sebaliknya. Buruh itu menjadi kekuatan politik. Namun kekuatannya terpencar. Tidak dalam satu wadah. Mestinya dengan jumlah buruh yang banyak dan besar di Indonesia. Partai Buruh mestinya bisa bersaing dan bisa jadi partai minimal papan tengah," jelasnya.

"Namun faktanya, di pemilu-pemilu sebelumnya partai burub, selalu gagal masuk Senayan. Perlu introspeksi dan evaluasi di internal mereka. Karena tanpa persatuan, tak akan ada kemenangan," tambahnya.

Kebangkitan Partai Buruh

Sebelumnya, bakal ada 11 organisasi pendiri yang akan mendeklarasikan Partai Buruh baru. Mereka adalah, pengurus Partai Buruh yang lama, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Rumah Buruh Indonesia yang didirikan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Organisasi Rakyat Indonesia yang diinisiasi Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea, Rumah Buruh Indonesia yang diinisiasi Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).

Kemudian Serikat Petani Indonesia (SPI), Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Rumah Buruh Indonesia Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi Pertambangan, Rumah Buruh Indonesia Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan, Forum Pendidik dan Tenaga Honorer Swasta Indonesia, serta Gerakan Perempuan Indonesia.

"Ada 11 pendiri yang akan deklarasi 4 Oktober 2021 dan disahkan di akhir keputusan Kongres 5 Oktober 2021," ujar Said.

Dia mengungkap, kebangkitan Partai Buruh baru ini diinisiasi oleh 4 serikat pekerja terbesar yaitu KSPSI Andi Gani, KSPI, KSBSI, dan KPBI, serta 50 serikat pekerja tingkat nasional.

Kehadiran Partai Buruh di Indonesia dinilai penting sebagai negara industri. "Di mana ada negara industri ada partai buruh. Indonesia sudah masuk negara industri," katanya.

Said juga mengungkap, faktor utama kebangkitan Partai Buruh adalah kekalahan telak karena kehadiran Omnibus Law Cipta Kerja. Butuh partai yang bisa mengakomodasi aspirasi kelompok buruh dan pekerja di Indonesia, yang juga menjadi basis konstituen mereka.

"Kekalahan telak kaum buruh, petani, nelayan, guru, aktivis lingkungan hidup, pegiat HAM dengan disahkan Omnibus Law Cipta Kerja menjadi salah satu faktor utama kenapa menghidupkan kembali partai buruh," kata Said.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Istana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh
Istana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh

Ari lantas mengutip pernyataan Ganjar agar persatuan Indonesia harus terus dibangun melalui kedewasaan berdemokrasi dan berpolitik.

Baca Selengkapnya
Partai Koalisi Prabowo Mulai Bicara Jatah Menteri, Demokrat: Tidak Ada Dusta Antara Kami
Partai Koalisi Prabowo Mulai Bicara Jatah Menteri, Demokrat: Tidak Ada Dusta Antara Kami

Partai Koalisi Prabowo Mulai Bicara Jatah Menteri, Demokrat: Tidak Ada Dusta Antara Kami

Baca Selengkapnya
Jokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Jokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
40 Kata-kata Pemilu Lucu, Lawakan Ringan yang Penuh Makna
40 Kata-kata Pemilu Lucu, Lawakan Ringan yang Penuh Makna

Kata-kata pemilu lucu ini bisa jadi hiburan menghadapi suasana politik yang seringkali tegang dan serius.

Baca Selengkapnya
Sosok Ratna Ani Lestari, Bupati Perempuan Pertama Banyuwangi yang Memutuskan Berhenti dari Dunia Politik
Sosok Ratna Ani Lestari, Bupati Perempuan Pertama Banyuwangi yang Memutuskan Berhenti dari Dunia Politik

Selama menjadi bupati, ia diterjang cobaan besar akibat melanjutkan program bupati pendahulunya yang bermasalah

Baca Selengkapnya
Istana Minta Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP Tak Dikaitkan dengan Jokowi
Istana Minta Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP Tak Dikaitkan dengan Jokowi

Maruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.

Baca Selengkapnya
Cerita Maruarar Sirait di Balik Alasan Tinggalkan PDIP Lebih Pilih Prabowo-Gibran
Cerita Maruarar Sirait di Balik Alasan Tinggalkan PDIP Lebih Pilih Prabowo-Gibran

Ara menegaskan, pilihan yang sudah ditentukan olehnya dalam mendukung salah satu paslon capres-cawapres bukan atas instruksi dari Jokowi.

Baca Selengkapnya
Taruna Merah Putih Tegaskan Tetap Solid & Kompak Meski Tanpa Maruarar Sirait
Taruna Merah Putih Tegaskan Tetap Solid & Kompak Meski Tanpa Maruarar Sirait

Ara memutuskan mundur dari PDIP. Ara tak menyebut partai tempatnya berlabuh tapi dia mengaku memilih mengikuti Jokowi.

Baca Selengkapnya
Maruarar Sirait Dampingi Prabowo, Begini Respons Ketum Golkar Airlangga Hartarto
Maruarar Sirait Dampingi Prabowo, Begini Respons Ketum Golkar Airlangga Hartarto

Airlangga sendiri belum memberikan sinyal rencana mengajak Maruarar Sirait untuk bergabung dengan Partai Golkar.

Baca Selengkapnya