PKS Tetap Berteman dengan Gerindra Usai Nyatakan Cerai
Merdeka.com - PKS akui telah bercerai dengan Gerindra. Hal ini setidaknya terjadi setelah Ketum Gerindra, Prabowo Subianto masuk ke kabinet Jokowi-Ma'ruf sebagai menteri pertahanan usai kalah Pilpres 2019.
Ketua DPP PKS Pekerja Petani dan Nelayan Riyono menegaskan, PKS dengan Gerindra memang sudah tidak lagi sejalan. Namun, demikian partai PKS tidak menganggap Partai Gerindra sebagai ancaman untuk PKS.
"Iya demokrasi biasalah, kadang-kadang kita kerja sama kadang kita di satu sisi berbeda itu biasa, itu tidak ada masalah. Tetap kawan, kami dengan partai PDIP tetap kawan, kami dengan semua partai tetap kawan," kata Riyono, di Diskusi 'RUU Omnibus Law Cipta Kerja' di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Senin (24/2).
Riyono mengatakan, hubungan PKS dengan Gerindra masih berjalan dengan baik. Namun bila dikaitkan dengan Pemilihan Presiden 2019 lalu, kerja sama antara PKS dengan Gerindra telah usai.
"Tetap normal saja, ada waktunya kerja sama ada waktunya berbeda, tapi kalau dalam konteksnya Pilpres memang sudah selesai," lanjutnya.
Sebelumnya, koalisi Gerindra dan PKS di Pilkada DKI 2017 resmi selesai. Gara-garanya, Prabowo Subianto memutuskan menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi-Ma'ruf. Setelah 10 tahun Gerindra dan PKS bersama jadi oposisi. PKS memutuskan untuk bercerai.
Ungkapan Prabowo tentang PKS merupakan teman segajah dari Gerindra pun berakhir. PKS kecewa dengan keputusan mantan Danjen Kopassus itu bergabung dengan pemerintah, setelah PKS habis-habisan mendukungnya sebagai Capres di dua Pemilu.
"Secara umum akhirnya memang setelah Pak Prabowo bergabung ke koalisinya Pak Jokowi dan Pak Prabowo menyatakan silakan partai koalisi saya untuk menentukan pilihan masing-masing itu sudah selesai urusan koalisi. Saat itu sudah selesai," kata anggota Fraksi PKS DPRD DKI, Dany Anwar saat berbincang dengan merdeka.com di DPRD DKI Jakarta, Rabu (19/2).
PKS justru ingin pindah ke lain hati. Dia memilih NasDem, yang hubungannya tak terlalu baik dengan koalisi Jokowi, sebagai tempat peraduan.
Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketum NasDem Surya Paloh sudah beberapa kali melakukan pertemuan. Pertemuan itu bahkan sempat menjadi perbincangan publik. Mengundang reaksi Joko Widodo (Jokowi). Tapi Paloh menyatakan tetap setia dengan pemerintah.
Setidaknya dua kali pertemuan Paloh dan Sohibul yang tampak di media. Pertama di DPP NasDem pada 30 Oktober 2019. Kemudian berbalas 29 Januari 2020 di DPP PKS.
"Faktanya kan Pak Surya Paloh juga kan mainnya cantik jadi kita juga enggak merasa sendirian," terang Danny.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaUntuk rencana pertemuan, hingga kini belum menemukan waktu yang pas untuk dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaSinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PPP masih fokus terhadap gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di MK.
Baca SelengkapnyaGerindra menilai hak angket itu tidak perlu dilakukan apalagi baru sebatas wacana.
Baca SelengkapnyaGerindra justru optimis kesaksian empat menteri tersebut akan secara langsung membantah tudingan kecurangan dilakukan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra tidak yakin jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menjadi oposisi pada pemerintah selanjutnya.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra tengah fokus mengawal perhitungan suara pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Baca SelengkapnyaLaporan dana kampanye tersebut menempatkan partai dipimpin Kaesang Pangarep masuk dalam tiga besar partai dengan kategori pengeluaran terbanyak.
Baca Selengkapnya