Politik Zig Zag PAN: Amien Rais Out, Zulkifli Hasan In
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkenalkan anggota baru koalisi parpol pemerintah pada Rabu (25/8). Hal itu ditandai dengan Jokowi mengundang Ketum PAN Zulkifli Hasan dalam pertemuan para ketua umum koalisi pemerintah.
Gaya politik zig zag PAN kerap menjadi sorotan dari pemilu ke pemilu. Parpol yang didirikan Amien Rais itu selalu berada berseberangan dengan Jokowi dalam dua kali pemilu. Namun, dua kali pemilu pula PAN balik mendukung usai Jokowi dinyatakan menang.
Pada Pemilu 2014 misalnya. PAN mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang melawan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Namun, duet Prabowo-Hatta dengan kekuatan Koalisi Merah Putih gagal mengalahkan Jokowi-JK. Saat itu PAN dipimpin Hatta Rajasa.
Tidak lama usai Pilpres 2014, masa jabatan Ketum Hatta Rajasa habis. Kongres PAN lalu memutuskan memilih Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum periode PAN 2015-2020. Di bawah Zulhas, sapaan karibnya, tanda-tanda PAN akan bergabung ke barisan pendukung pemerintah Jokowi mulai tercium.
Setahun usai Pilpres, Zulhas bertandang ke Istana Negara. Momen tersebut membawa PAN balik badan mendukung Jokowi dan meninggalkan Prabowo. Sebagai gantinya, PAN diberikan kursi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi yang diisi oleh Asman Abnur pada tahun 2016.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai sejak dipimpin Zulhas, sikap politik PAN lebih condong ke Istana. Dia bilang, bergabungnya PAN ke barisan pendukung pemerintah menjadi momentum tepat karena Amien Rais sudah hengkang dari PAN.
"Zulhas sejak awal mazhab politik lebih condong ke istana. Hanya barisan Amien Rais yang tegas anti Jokowi. Setelah Amien Rais out dari PAN, ini momentum yang pas menjadi bagian koalisi pemerintah," jelas Adi saat dihubungi merdeka.com, Kamis (26/8).
Meski bergabung di kabinet, PAN dianggap kerap berbeda sikap dengan pemerintahan Jokowi. Jelang perhelatan Pemilu 2019, PAN justru lebih dekat dengan koalisi Prabowo bersama Gerindra dan PKS. Bahkan kerap mengkritik pemerintahan Jokowi. Dianggap duri dalam daging. Hingga pada akhirnya, Asman Abnur yang merupakan satu-satunya kader PAN dalam lingkaran kabinet memilih mundur.
©2018 Merdeka.com/Iqbal S. NugrohoPada Pilpres 2019, PAN kembali berseberangan dengan Jokowi. Dia memilih berada di belakang barisan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Melakukan perlawanan sengit kepada Jokowi-Ma’ruf.
Lagi-lagi dukungan PAN untuk melawan Jokowi tidak berbuah manis. Pasangan Prabowo-Sandi kalah.
Usai kalah, internal PAN memanas. PAN pun terbelah. Kubu Amien Rais dan Kubu Zulhas bertarung di kongres PAN. Amien kalah. Dia akhirnya memilih mendirikan Partai Ummat.
Beberapa bulan setelah Amien Rais keluar dari PAN. Zulhas pun sukses membawa partai berlogo matahari biru itu bergabung ke koalisi Jokowi.
Adi Prayitno menambahkan, siapapun ketua umumnya, PAN memiliki magnet untuk dirangkul kekuasaan. Sebab, PAN dianggap merepresentasikan suara politik Muhammadiyah yakni salah satu ormas Islam terbesar setelah Nahdlatul Ulama (NU) di negara ini.
"Tak heran, sekalipun jagoan PAN kalah pilpres, selalu saja PAN selalu masuk dalam skema koalisi pemenang. Entah bergabung di awal, di tengah, atau di akhir pemerintahan," ucapnya.
©2021 Merdeka.com/Rifa Yusya AdilahSementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari meyakini, sikap PAN yang dianggap duri dalam daging seperti dulu tak akan terulang di periode kedua pemerintahan Jokowi. Sebab, figur Amien Rais sudah hengkang dari PAN.
"Kalau sekarang ceritanya bisa berbeda bisa berubah karena balik lagi Amien Rais sudah enggak ada, dan apa yang paling menjelaskan masuknya PAN ke koalisi sekarang ini yaitu hilangnya Amien Rais," katanya.
Dia menilai, dengan hilangnya Amien Rais sebagai trayektori di PAN, ke depan langkah PAN bergabung dikabinet akan berjalan mulus. PAN dinilainya bakal bertahan di pemerintahan sampai periode Jokowi selesai.
"Kalau gitu tentu pertanyaan kapan (PAN) masuk kabinet, yang saya dengar sih pertanyaannya bukan kapan, tapi siapa (menteri dari PAN), siapa ini yang membuat waktunya tidak pasti," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) resmi bergabung ke koalisi pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PSI, Kaesang Pangarep mengatakan, peta politik Indonesia telah sedikit berubah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi mengapresiasi pencapaian diraih PKB di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMaruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaZulkifli Hasan menyerahkan sepenuhnya terkait jatah menteri kepada presiden terpilih capres Prabowo Subianto.
Baca Selengkapnya"Dalam negara demokrasi, menyampaikan pendapat, kritik atau bahkan punya 'mimpi-mimpi politik' adalah sah-sah saja," kata Ari
Baca Selengkapnyalkifli Hasan sepakat dengan Jokowi bahwa tidak ada aturan yang melarang pejabat negara untuk memihak dan berkampanye.
Baca SelengkapnyaKetum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.
Baca Selengkapnya