3 Alasan Penyintas Covid-19 Perlu Mendapatkan Vaksin
Merdeka.com - Vaksin Covid-19 bakal segera diberikan ke masyarakat Indonesia. Nakes menjadi salah satu yang pertama mendapatkan jatah vaksin Sinovac yang telah dibeli pemerintah. Selain itu, ada golongan masyarakat lain yang menjadi prioritas utama. Namun, apakah vaksin juga perlu diberikan ke penyintas Covid-19?
Sebaiknya seluruh masyarakat termasuk orang yang sudah sembuh dari Covid-19 atau penyintas Covid-19 juga perlu vaksinasi. Pakar kesehatan menyarankan para penyintas Covid-19 tetap melakukannya, baik untuk kesehatan sendiri maupun keselamatan orang lain. Seperti dilansir dari LiveStrong, ada 3 alasan perlunya vaksinasi bagi penyintas Covid-19.
1. Penyintas masih bisa tertular lagi
Seorang profesor kedokteran di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago dan spesialis perawatan paru dan pengobatan kritis, Michelle Prickett, MD, mengatakan, "Pasien yang telah terinfeksi COVID-19 masih harus mendapatkan vaksin. Kami tidak yakin bahwa infeksi sebelumnya akan menyebabkan kekebalan seumur hidup. Data terkini menunjukkan infeksi sebelumnya bisa memberikan kekebalan selama sekitar enam bulan".
Meskipun tidak umum, ada kasus yang dikonfirmasi dari orang-orang yang terinfeksi kembali dengan COVID-19. Satu laporan seorang pemuda dari Nevada, dijelaskan dalam The Lancet Infectious Diseases, mencatat infeksi kedua biasanya lebih buruk daripada yang pertama, pasien dikirim ke rumah sakit karena harus mendapat tabung oksigen.
2. Mendapatkan vaksin membantu menjaga orang lain tetap aman
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Oktober 2020, kurang dari 10 persen populasi dunia telah terinfeksi COVID-19. Dengan kata lain masih banyak orang yang bisa sakit parah dan kemungkinan meninggal karena penyakit itu.
"Salah satu tujuan utama vaksinasi adalah untuk melindungi orang yang tidak bisa mendapatkan vaksin," kata Lee.
Jika cukup banyak orang yang divaksinasi, ini menciptakan kekebalan kelompok, yang merupakan perlindungan komunitas. Namun CDC belum memperkirakan berapa banyak populasi di suatu negara yang harus divaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok ini.
3. Tidak ada ruginya mendapat vaksin
Profesor penelitian di Departemen Ilmu Kesehatan populasi di Virginia Tech, Lisa Lee, PhD, merekomendasikan untuk mendapatkan vaksin bahkan jika Anda pernah menderita COVID-19 di masa lalu, dan menekankan bahwa aman untuk melakukannya, terutama karena ketidakpastian tentang berapa lama antibodi benar-benar bertahan.
Ada beberapa vaksin yang sedang dikembangkan. Lee menjelaskan bahwa sementara uji coba vaksin tidak secara aktif mencari dan mendaftarkan orang yang sebelumnya menderita COVID-19, beberapa peserta benar-benar terinfeksi sebelumnya. Lagipula, ada puluhan ribu orang yang mendaftar.
Karena itu, dalam hal keamanan, tidak menjadi masalah untuk divaksinasi setelah sembuh dari COVID-19, dan itu pasti akan membantu mencegah seseorang terinfeksi lagi.
Sumber: Liputan6.comReporter:Fitri Syarifah
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnya