Ini Alasan Wanita Bekerja Rentan Alami Gangguan Kesuburan
Merdeka.com - Gangguan kesuburan (fertilitas) merupakan masalah yang kerap dialami oleh wanita pekerja saat ini. Masalah ini dialami oleh wanita di manapun karena hubungannya dengan fenomena prioritizing.
Prioritizing adalah aktivitas mengatur sesuatu atau kegiatan berdasarkan kepentingan yang paling utama. Dalam acara diskusi 'Penanganan Gangguan Kesuburan di Indonesia, Bayi Tabung Pintar dan Terjangkau sebagai Pilihan' ,dokter spesialis obstetri dan ginekologi Beeleonie menjelaskan, prioritizing pada kalangan wanita pekerja terkait karier dan pendidikan.
"Prioritizing itu seringkali wanita lebih mengutamakan karier dan pendidikan. Mereka baru merencanakan kehamilan pada usia lebih tua, misalnya lebih dari 30 tahun. Hal lain bisa juga sudah menikah, tapi menunda hamil dalam waktu yang lama," papar Beeleonie.
Ketika karier yang diutamakan, wanita rentan mengalami gangguan kesuburan. Hal ini terjadi karena jumlah dan kualitas sel telur berkurang. Kondisi ini terkait dengan usia biologis.
Beeleonie melanjutkan, ada faktor lain yang menyebabkan gangguan kesuburan wanita, yakni gangguan pematangan sel telur, sumbatan sel telur atau gangguan pada rahim dan indung telur.
Penurunan usia pernikahan yang menyebabkan gangguan kesuburan juga terjadi di Inggris. Pria dan wanita di sana memasuki rekor rendah usia pernikahan. Data Office for National Statistics (ONS) menunjukkan, ada 239.020 pernikahan pada tahun 2015. Angka itu mengalami penurunan 3,4 persen.
Pada 2014 ada 247.372 pernikahan. Pria dan wanita yang berusia di bawah 30 tahun pun mengalami persentase penurunan pernikahan terbesar sejak 2005. Penurunan tersebut mencapai 56 persen pada pria dan 66 persen wanita.
Para ahli mengatakan, penurunan angka keseluruhan termasuk indikasi harapan yang lebih rendah untuk menikah. Biaya pernikahan yang mahal jadi penyebabnya.
“Mungkin juga banyak orang sekarang memprioritaskan hal lain untuk menikah. Misal, pendidikan, menunda berkeluarga, membeli rumah, dan bepergian. Ini juga bisa menjadi alasan menurunnya usia rata-rata pernikahan," kata Kepala Eksekutif lembaga amal Relat, Chris Sherwood, dikutip dari Independent.
Reporter: Fitri Haryanti HarsonoSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Payudara wanita mengalami perubahan dari masing-masing rentang usia.
Baca SelengkapnyaTak perlu hal-hal mewah, ia sudah merasa dihargai dengan perlakuan sederhana suaminya.
Baca SelengkapnyaCara memilih tas kerja wanita dengan tepat. Kenali terlebih dahulu bahan dan jenisnya agar tidak salah beli.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berbekal kesungguhan dan keyakinan, nyatanya ternak yang dijalaninya membuahkan hasil tak terduga. Ia sukses menjadi seorang peternak entok muda.
Baca SelengkapnyaPerempuan dari Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan menambahkan racun ke minumannya.
Baca SelengkapnyaKisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaUntuk proses pemulihan, orang dewasa dibutuhkan waktu sekitar 3 minggu dan anak-anak selama 2 minggu.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang menyebabkan warga Korea Selatan enggan menikah dan memiliki anak.
Baca SelengkapnyaWanita ini mengaku sering mengunjungi makam tersebut ketika dirinya merasa lelah menjalani aktivitas kesehariannya.
Baca Selengkapnya