Merdeka.com - Mendapatkan pendidikan yang layak merupakan hak dasar bagi setiap anak. Namun kenyataannya tak semua anak lahir dari keluarga yang berkecukupan untuk mengantarkan mereka ke bangku sekolah.
Meski begitu, di luar sana masih ada orang-orang yang peduli dengan pendidikan anak-anak yang kurang beruntung. Seperti yang dilakukan oleh Remigius Nong, pendiri Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Restorasi di Patisomba, Kelurahan Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Remi, sapaan akrabnya, menggratiskan biaya sekolah bagi 34 siswa di PAUDnya yang memiliki orang tua tidak mampu. Hal ini Ia lakukan karena merasa prihatin dengan kondisi orang tua siswanya yang banyak memiliki permasalahan ekonomi.
Melansir dari Liputan6.com, berikut kisah Remi dan sekolah PAUDnya selengkapnya.
PAUD ini berdiri sejak tahun 2017. Berawal dari rasa keprihatinannya melihat anak-anak usia Sekolah Dasar (SD), Sekolah Manengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di lingkungannya lebih banyak bermain daripada belajar. Saat itu, Ia mulai membuat jam bimbingan belajar bagi anak-anak di lingkungannya tanpa dipungut biaya.
"Setahun berjalan para relawan banyak yang mendapat pekerjaan sehingga tinggal saya sendiri. Akhirnya saya membuat taman baca di mana buku-buku saya bawa di motor dan bila melihat banyak anak-anak berkumpul saya berhenti dan mengajak mereka membaca," ungkapnya.
Baru setelah taman baca itu berjalan, Remi terpikir untuk mendirikan PAUD yang sudah berjalan selama 3 tahun ini.
Banyaknya siswa yang memiliki orang tua kurang mampu, membuat Remi berpikir bagaimana agar bisa tidak membebani biaya sekolah. Ia pun membuat konsep menabung sehari Rp1000 selama satu tahun untuk nantinya digunakan para siswa untuk membeli seragam sekolah.
"Untuk seragam guru dan perlengkapan sekolah saya meminta sumbangan dari teman-teman. Ada yang menyumbang pensil dan perlengkapan lainnya sementara uangnya buat beli seragam sekolah. Para murid pun uangnya wajib setiap hari yang diberikan orangtua digunakan untuk
ditabung," ungkapnya.
Untuk guru dan tenaga tata usaha di PAUDnya, Remi mendayagunakan relawan dan warga sekitar. Para relawan guru yang mengajar di PAUD ini juga tidak menerima gaji. Namun, pihak sekolah memberikan bibit sayuran untuk ditanam dan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Banyak yang mengira sekolahnya merupakan milik salah satu partai politik padahal dinamakan PAUD Restorasi agar ada perubahan baik untuk siswa, guru, dan orangtua murid," katanya.
Baca Selanjutnya: Sudah Berdiri Selama 3 Tahun...
(mdk/far)
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami