Kisah Pilu Penjual Koran Disabilitas di Tengah Pandemi, hanya Dapat Rp15 Ribu Sehari
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 berdampak hampir ke semua sektor kehidupan. Di masa pandemi ini, banyak masyarakat yang mengalami masa-masa sulit karena harus bertahan di kondisi yang serba terbatas. Kondisi tersebut juga dirasakan oleh Antonius Do, seorang penjual koran keliling di pertokoan Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Antonius merupakan penyandang disabilitas yang hidup bersama istri dan dua anaknya. Ia mencari nafkah dengan berjualan koran, menyusuri jalan pertokoan setiap harinya.
Beberapa waktu belakangan, rutinitasnya menjual koran terganggu akibat pandemi Covid-19. Penghasilannya menurun drastis akibat warga tidak bepergian untuk berbelanja di toko.
“Pemerintah larang jangan keluar rumah, kerja dari rumah, tetapi mau bagaimana, penjual koran harus keluar rumah, kalau tidak keluar tidak dapat uang,” ungkapnya, dilansir dari Liputan6.com, Sabtu (13/6).
Hidup Bersama Istri dan Dua Anak
Di balik perjuangannya, Antonius merupakan seorang kepala keluarga. Ia memiliki dua anak yang masih kecil.
Selain membiayai hidup keluarganya, hasil penjualannya juga harus disisihkan untuk membayar sewa kos yang ditempati di wilayah Kelurahan Madawat, Kabupaten Sikka.
Hanya Mendapatkan Rp15 Ribu Sehari
Sebelum pandemi Covid-19 meluas di Indonesia, dalam sehari Ia bisa mendapatkan upah hingga Rp30 ribu. Namun, kini pendapatannya merosot, bahkan sehari Ia hanya pulang dengan membawa uang sebesar Rp15 ribu.Pasalnya, selain warga enggan keluar rumah, warga juga takut memegang koran. Belum lagi di era yang serba online, setiap orang bisa dengan mudahnya mengakses informasi dari ponselnya."Dalam sehari saya bawa 60 exampler koran, kalau habis terjual bisa bawa pulang Rp 30 ribu," katanya.
Terpaksa Mengajukan Pinjaman Demi Membayar Kos
Dari penghasilannya yang tak seberapa ini, Ia harus mengajukan pinjaman di koperasi harian untuk melunasi pembayaran kos. Hal ini membuatnya terus berjualan koran keliling meskipun sedikit orang yang berminat membeli."Penjualan koran bersaing dengan media online, ini tergantung minat dari pembaca. Sebelum ada media online, sehari saya bisa mendapat Rp50 ribu, tetapi setelah ada media online penghasilan jadi menurun," bebernya.
Pekerjaan Satu-satunya
Walaupun persaingan media semakin ketat, bukan menjadi penghalang buat Antonius untuk menjajakan koran. Sebab, hanya inilah pekerjaan yang membuat Ia bisa bertahan menghidupi keluarganya."Sedikit yang mau beli koran, sekarang kan lewat android orang sudah bisa membaca dan menonton, apalagi semenjak corona, jarang orang beli koran," tandasnya.
Tetap Semangat Berjualan Koran Meski Penghasilan Tak Seberapa
Antonius menyadari bahwa penghasilannya dari berjualan koran tidak seberapa, bahkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja masih serba kekurangan. Namun, setiap hari Ia selalu bersemangat dan gigih bekerja. Ia tak mengenal lelah dan berkeluh menjalani hidup.
Belum Pernah Mendapatkan Bantuan dari Pemerintah
Selama pandemi corona, penyandang disabilitas ini mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Padahal, Ia terdaftar sebagai warga Kelurahan Madawat, kabupaten Sikka."Saya baru sekali dapat bantuan sembako dari Pertamina, kalau pemerintah sama sekali belum dapat. Mereka hanya datang mengambil kartu keluarga tetapi sampai sekarang, bantuan tak pernah ada," tutupnya.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semua terpaksa dilakukannya demi menyambung nyawa.
Baca SelengkapnyaRuslan mengatakan selama huruf braille di surat suara tidak terhapus, dirinya bisa memilih
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu menyebabkan korban mengalami retak di bagian kepala akibat benda tumpul.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hati Jeki luluh dan langsung memangggil anak buahnya untuk mengambilkan bingkisan dari mobilnya.
Baca SelengkapnyaSeorang pria memilih untuk menikah dengan perempuan disabilitas karena penah diselingkuhi 3x oleh istri sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSaridah, orang tua yang anaknya bernama Yonata, memiliki keterbatasan dan bersekolah di SLB PGRI Nanggulan Kulonprogo.
Baca SelengkapnyaPenyandang disabilitas merupakan kelompok rentan yang memiliki kemampuan untuk berdaya, tetapi kurang mendapat kesempatan.
Baca SelengkapnyaMenteri Risma terharu karena ada pengusaha yang mempekerjakan penyandang disabilitas di tempat usahanya
Baca SelengkapnyaPenghargaan ini diberikan atas peran perusahaan dalam memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
Baca Selengkapnya