Mengenal Sosok Frans Seda, Tokoh Nasional Asal NTT yang Mengemban Tugas pada Tiga Zaman Indonesia
Frans Seda beberapa kali menjabat sebagai menteri dan dikenal sebagai pionir dalam bidang telekomunikasi Indonesia.
tokohMengenal Sosok Frans Seda, Tokoh Nasional Asal NTT yang Mengemban Tugas pada Tiga Zaman Indonesia
Frans Seda beberapa kali menjabat sebagai menteri dan dikenal sebagai pionir dalam bidang telekomunikasi Indonesia.
Tokoh-tokoh penting Indonesia tak hanya berasal dari Pulau Jawa atau Sumatra saja. Wilayah bagian timur Indonesia juga banyak melahirkan sosok yang berpengaruh.Salah satunya adalah Drs. Franciscus Xaverius Seda atau dikenal dengan Frans Seda. Ia lahir di Maumere, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 4 Oktober 1926. (Foto: Wikipedia) Frans Seda beberapa kali menjabat sebagai menteri dan dikenal sebagai pionir dalam bidang telekomunikasi Indonesia. Hebatnya, ia merasakan duduk di kursi politik dalam tiga zaman, mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga Masa Reformasi.
Tak sampai situ, Frans juga berperan besar sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia, aktif di bidang sosial dan juga pendidikan. Simak profil Frans Seda yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
- Potret Seragam TNI di Zaman Awal Kemerdekaan, Banyak yang Masih Pakai Sisa Jepang dan Belanda
- Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
- Indonesia Bangga! Satelit Telekomunikasi Milik Telkom Segera Meluncur
- Sosok Serda Fajar Persada, Anggota TNI Ganteng & Pintar Mengaji Bikin Hati Bergetar
- Ketua MKMK Dewa Palguna Diadang Ormas, Tak Diperbolehkan Ikuti Diskusi PWF di Bali
- Menkominfo Ancam Tutup jika Telegram Tidak Kooperatif Ikut Berantas Judi Online
Mengenyam Pendidikan
Frans Seda mengenyam pendidikan di Pulau Jawa, tepatnya di Kolese Xaverius Muntilan.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di Hollandsche Burgerschool atau HBS di Surabaya. Frans juga menyelesaikan perguruan tingginya di Katolieke Economische Hogeschool di Tillburg, Belanda pada tahun 1956. Ia pun meraih gelar Sarjana Ekonomi.
Aktif Menjadi Anggota Pejuang
Dalam masa memperjuangkan kemerdekaan, Frans Seda bergabung dengan Laskar KRIS atau Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi dan juga anggota Batalyon Paraja atau TNI Masyarakat pada tahun 1945 sampai 1950.
Kemudian, ia menjadi ketua Pemuda Indonesia di Surabaya, lalu anggota Pembubaran Negara Jawa Timur dan juga DPR sementara Daerah Jawa Timur mewakili pemuda.
Selain itu, Frans juga menjadi peserta di Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia I di Yogyakarta hingga anggota Persatuan Pelajar Indonesia.
Terjun di Politik
Setelah Indonesia merdeka, Frans Seda memulai kariernya di kancah politik. Pada masa Presiden Soekarno, ia ditunjuk menjadi Menteri Perkebunan periode 1964-1966.
Setelah itu, ia menjabat sebagai Menteri Pertanian tahun 1966.
Pada masa Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, Frans Seda memegang jabatan Menteri Keuangan pada tahun 1966 sampai 1968. Saat itu, ia berhasil membuat neraca perekonomian Indonesia kembali stabil setelah diterpa inflasi.
Frans Seda juga menerapkan kesatuan penganggaran pemerintah pada Kemenkeu serta menerapkan model anggaran penerimaan dan belanja yang berimbang. Kedua sistem yang ia rancang ini masih diterapkan sampai sekarang.
Pionir Telekomunikasi
Karier Frans tidak berhenti sampai situ, ia juga dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Perhubungan pada tahun 1960-1973. Ketika itu ia merintis penerbangan dan pelayaran perintis ke berbagai daerah di Indonesia khususnya wilayah Timur.
Tak hanya itu, Frans juga dianggap sebagai tokoh pionir dalam perkembangan komunikasi dan telekomunikasi Indonesia yang menghubungkan antarpulau sehingga terjalinnya komunikasi yang baik.
Kariernya pun semakin berkembang, ia lalu kemudian mengemban beberapa jabatan penting, salah satunya menjadi Duta Besar Republik Indonesia di Brussels untuk Masyarakat Ekonomi Eropa, Kerajaan Belgia dan Luksemburg (1973-1976).
Penasihat B.J. Habibie
Di masa Reformasi, Frans Seda pernah menjadi penasihat Presiden B.J. Habibie untuk bidang Ekonomi pada tahun 1998.
Setahun kemudian ia menjadi penasihat Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri.
Pria yang dikaruniai dua anak ini wafat pada 31 Desember 2009 pada usia 83 tahun. Ia dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.