Muncul Gerakan Boikot Facebook Ad Dari Agensi Periklanan, Ini Penyebabnya!
Merdeka.com - Salah satu agensi periklanan terkemuka medorong kliennya untuk bergabung dengan gerakan boikot Facebook Ad.
Alasan munculnya kampanye ini adalah praktik moderasi konten di platform Facebook. Mereka mengatakan tidak akan mendukung perusahaan yang lebih mengutamakan keuntungan.
Dalam sebuah email, sebagaimana dikutip dari Wall Street Journal via Tekno Liputan6.com, perusahaan periklanan digital di bawah naungan Dentsu Group menyatakan dukungannya atas gerakan boikot Facebook Ad.
Termasuk ke dalam gerakan ini adalah National Association for the Advancement of Colored People (NAACP), Color of Change, dan Anti-Defamation League.
"Facebook tetap tidak mau mengambil langkah signifikan untuk menghapus propaganda politik dari platformnya," kata Presiden dan CEO di NAACP Derrick Johnson dikutip dari Forbes.
Dia menilai Zuckerberg dan perusahaannya tidak hanya sekadar lalai, tetapi juga berpuas diri dalam penyebaran misinformasi di platformnya.
"Tindakan semacam ini akan menjungkirbalikkan integritas Pemilihan Umum mendatang. Kami tidak akan mendukung hal ini," ujar Derrick.
Jadi Sorotan Pasca Penanganan Konten Trump
Facebook, beberapa pekan terakhir, telah mendapat sorotan tajam terkait bagaimana perusahaan menangani konten dari Presiden AS Donald Trump.
Di berbagai kota di AS berlangsung aksi protes terkait yang didasari ketidakadilan rasial. Namun, di Facebook sang petahana malah menggambarkan para pemrotes itu sebagai "penjahat".
Sementara Twitter memutuskan untuk menyembunyikan konten serupa di platformnya karena dinilai melanggar kebijakan perusahaan, Facebook malah berdiam diri dan tidak mengambil tindakan apa pun untuk menangani konten tersebut.
The North Face Pertama Boikot
Dikutip dari Forbes, Selasa (23/6/2020), kampanye yang diberi nama #StopHateForProfit ini sudah mendapat dukungan sejumlah merek ternama. Salah satu yang pertama bergabung adalah North Face.
Selain North Face, merek lain yang juga menyusul bergabung dalam kampanye ini adalah REI. Selain Facebook Ad, merek apparel outdoor ini juga akan melakukan boikot iklan di Instagram.
Lalu ada pula platform freelance Upwork yang mengatakan menunda iklannya di Facebook pada bulan Juli. Baru-baru ini, brand Patagonia juga melakukan hal serupa.
Menyusul brand sebelumnya, CMO dari perusahaan password manager Dashlane, Joy Howard, juga mengambil sikap senada. Mereka akan menghentikan unggahan berbayar dan organik di Instagram maupun Facebook.
Selain sejumlah brand, agensi periklanan terkemuka 360i juga mendorong kliennya untuk bergabung dengan gerakan untuk memboikot Facebook Ad.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Mochamad Wahyu Hidayat
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi pria borong takjil hingga penjualnya menangis ini viral, tuai pujian warganet.
Baca SelengkapnyaEmak-emak memeriahkan lomba 17-an. Aksinya pun viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaJualan bakso sejak dua bulan lalu, Sidik Eduard amat bersyukur karena bisnisnya berkembang pesat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Viral di media sosial kecelakaan terjadi di Puncak Bogor yang diunggah pada Kamis (11/4)
Baca SelengkapnyaAksi seorang pria 'mandi beras' sambil berguling-guling di tumpukan beras sambil bertelanjang dada viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaAiman bakal diperiksa terkait penyeberan berita bohong netralitas Polri di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBerikut momen bocah borong semua jajanan leker agar penjual bisa pulang cepat dan minta pelukan.
Baca SelengkapnyaPasangan calon nomor urut 02 sudah diketahui publik memiliki pendanaan cukup besar selama melakukan kampanye.
Baca SelengkapnyaMomen pilu bapak penjual bandros terjatuh saat berjualan. Adonannya tumpah semua.
Baca Selengkapnya