Merdeka.com - Kegiatan susur sungai SMPN 1 Turi, Sleman, merenggut korban jiwa. Setidaknya ada 10 siswa meninggal dunia akibat hanyut terseret arus sungai.
Tragedi ini terjadi di Sungai Sempor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman,Yogyakarta. Kegiatan pramuka dengan agenda susur sungai yang menelan korban ini terjadi pada Jumat, (21/2), lalu sekitar pukul 15.30 WIB. Berikut informasi selengkapnya:
2020 Merdeka.com
Sekitar 257 pelajar SMPN 1 Turi mengikuti kegiatan susur sungai yang berujung petaka ini. Puluhan siswa terseret arus banjir di Sungai Sempor hingga mengakibatkan 10 meninggal dunia.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Makwan mengatakan, para siswa ini terseret arus air yang tiba-tiba datang dari hulu.
"Kegiatan yang dilakukan yakni susur Sungai Sempor, pada saat turun ke sungai di lokasi belum hujan, tetapi di hulu sudah hujan," ungkap Makwan Dikutip dari Antara.
Sejak tragedi ini terjadi, polisi terus mengembangkan kasus ini. Kini, Polda DIY telah menetapkan tersangka. Seorang pembina pramuka yang juga merupakan guru di SMPN 1 Turi berinisial 'IYA' ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap lalai.
"Tadi malam telah dilakukan penahanan terhadap tersangka (IYA) karena melakukan kelalaian sehingga menimbulkan korban jiwa," kata Wakapolda DIY, Brigjem Pol Karyoto.
2020 Merdeka.com/Purnomo Edi
Sementara itu, Kepala Sekolah dari SMPN 1 Turi, Tutik Nurdiana mengaku tidak mengetahui adanya acara susur sungai Sempor dalam kegiatan Pramuka yang dijalankan.
"Saya di sini Kepsek baru. Baru 1,5 bulan (menjabat). Program (susur sungai) itu melanjutkan program yang lama. Jujur saya tidak mengetahui program susur sungai itu," ujar Tutik.
Terkait insiden hanyutnya beberapa siswa, Tutik menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban yang meninggal dunia.
Minggu (23/2) kemarin seluruh korban meninggal dunia telah ditemukan. 10 korban yang meninggal berjenis kelamin perempuan hal ini dikabarkan karena mereka kesulitan bergerak dan menyelamatkan diri di air karena menggunakan rok panjang.
Kepala Basarnas DIY, Wahyu Effendy menduga rok panjang yang digunakan oleh siswi perempuan membuat air susah bergerak.
"Saat berada di air, rok menghalangi air. Kalau pakai celana, air langsung lewat tidak terhalang," ungkap Wahyu.
2020 Merdeka.com
Dengan ditemukannya korban terakhir pada Minggu (23/2) kemarin, maka operasi SAR dinyatakan telah selesai. Selanjutnya kasus ini akan dikembangkan kembali untuk mengetahui apakah ada tersangka lain. Dikonfirmasi sejumlah 216 siswa selamat, 23 siswa mengalami luka-luka, dan 10 siswa meninggal dunia. Adapun korban meninggal dunia diantaranya:
Baca Selanjutnya: 257 Pelajar Ikut Kegiatan 10...
(mdk/khu)
Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Merdeka!
Daftarkan
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami