Merdeka.com - Menjadi prajurit Kopassus TNI AD merupakan impian banyak orang. Tak terkecuali bagi Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo. Sekian kali mendaftar, namun nasib baik belum berpihak padanya.
Selepas lulus Akmil tahun 1982, Gatot mencoba masuk Kopassus. Tapi ternyata takdir malah membawanya bertugas di baret hijau Kostrad nyaris sepanjang karirnya di TNI AD. Harapan terbesar sang ibunda kala itu, Gatot harus menjadi anggota RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat), nama Kopassus saat itu.
Mimpi yang tak pernah padam tersebut, akhirnya diperoleh Gatot saat menjadi orang nomor satu di Angkatan Darat tahun 2014. Meski usianya sudah tidak muda lagi, dia bersikeras mengikuti setiap ujian dan pendaftaran layaknya calon anggota yang lain.
Selepas pelantikan Kopassus, Gatot segera terbang ke Solo. Wajah masih penuh loreng dan seragam yang ternodai sisa latihan, ia bersimpuh di makam sang ibunda. Simak kisah lengkapnya berikut ini.
Saat Gatot Nurmantyo minta izin ibunda untuk mendaftar Akademi Militer, sang ibu mengizinkan. Namun permintaan ibunya, Gatot harus menjadi anggota RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat), nama Kopassus kala itu. Maklum, selama ini tinggal di Cilacap wilayah pendidikan Kopassus.
Sayangnya, waktu itu yang bisa masuk anggota RPKAD terbilang sangat ketat. Hanya segelintir orang yang terpilih dan harus memiliki nilai akademik yang bagus. Hal inilah yang menjadi motivasi besar bagi Gatot.
"Jadi salah satu persyaratan anggota Kopassus dulu, RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) dulu kan, harus akademiknya bagus. Jadi saya terobsesi menjadi sepuluh besar. Saya mendaftar entah bagaimana, karena jumlahnya sedikit, akhirnya saya tidak dipanggil," kata Gatot seperti dikutip dari channel YouTube Official NET News.
Impian Gatot tak pernah pupus. Usai lulus Akmil tahun 1982, ia mencoba masuk Kopassus. Ternyata nasib membawanya bertugas di baret hijau Kostrad. Sampai mendapat kenaikan pangkat sebagai Letnan Satu, mendaftar jadi Kopassus masih gagal. Seterusnya dicoba sampai menjabat Kapten.
"Saya sudah mendaftar, selesai Secapa AD saya di kelapa satu, berpangkat Letnan Satu Senior saya mendaftar lagi. Sampai saya kapten saya daftar lagi. Siapa tahu saya punya peluang, ternyata nggak," ungkap Gatot sembari tertawa.
Meski usia Gatot sudah tidak muda lagi, harapan menuntaskan amanah ibunda masih dipegang teguh olehnya. Ketika menjadi orang nomor satu di TNI, ia menerima penghormatan sebagai Kopassus. Sontak ditolak Gatot.
Ia mengaku hanya ingin dilantik sebagai anggota Kopassus, melalui ujian layaknya para tentara yang lain. Artinya melalui sekolah komando yang katanya bagai neraka di bumi itu. Baru sekali, ada jenderal bintang empat mau mengikuti sekolah komando yang biasanya untuk para prajurit muda itu.
"Tapi karena itu pesan dari ibu dan cita-cita saya, saya harus sampai gitu. Jadi begitu saya menjabat sebagai Kasad. Mayjen Agus yang sekarang di Sesko TNI mengatakan bahwa, saya akan menerima gelar kehormatan Kopassus. Saya bilang, saya tidak perlu, saya tolak. Saya tidak mau. Kalau Anda mau memberikan pada saya, saya ikut ujian-ujian yang ada, saya ikut daftar. Kemudian saya ikut ujian semuanya," ucap Gatot.
Semangat juang Gatot dibuktikan nyata. Akhirnya ia ikut terjun mengikuti setiap ujian. Termasuk tes fisik menyeberangi Cilacap ke Nusakambangan membawa senjata, perbekalan dan seragam TNI lengkap.
Meski usianya sudah 55 tahun dengan jabatan tertinggi di TNI, dia tetap ingin diperlakukan sama. Gatot pun merasakan direndam tengah malam di Danau Situ Lembang dengan air sedingin es. Dia ikut melempar pisau, melintasi medan puluhan kilo meter, serta mengikuti latihan Sandi Yudha.
"Akhirnya saya ikut daftar. Saya ikut senam pagi, jam 3 pagi dengan buka baju. Saya direndam di Situ Lembang, saya juga masuk itu. Semuanya, sampai saya menyeberang Cilacap ke Nusakambangan pada malam hari. Dan itu belum pernah dilakukan oleh Kopassus mana pun juga," ujar Gatot.
"Saya minta sendiri, karena saya sudah tidak ada waktu lagi. Malam ini harus. Ya mungkin karena stres itu semuanya. Tetapi karena itulah, kekuatan. Kekuatan karena melaksanakan amanah," imbuhnya sembari tertawa.
Akhirnya dalam upacara yang khidmat di tepi Pantai Permisan Cilacap, Gatot dinyatakan lulus sebagai prajurit komando. Mayjen Agus Sutomo memasangkan baret merah dan menyematkan brevet komando di dada Gatot tanggal 2 September 2014.
Usai dilantiknya Gatot sebagai anggota Kopassus. Ia segera naik helicopter menuju Solo. Begitu mengharukan, Gatot berusaha menjalankan amanah sang ibunda. Serta menjadikan kabar gembira tersebut, ibulah yang menjadi sosok pertama tempat bersimpuh.
"Makanya begitu saya dilantik. Saya masih pakai loreng-loreng, saya pakai heli ke Solo. Langsung saya pertama kali ke makam ibu saya, hormat. 'Anakmu sudah melaksanakan perintahmu'," kata Gatot yang tampak lega.
Baca Selanjutnya: Harapan Sejak Muda...
(mdk/kur)
Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Merdeka!
Daftarkan
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami