Merdeka.com - Belum lama ini Tanah Air sempat dirundung duka atas tewasnya seorang prajurit TNI yang bertugas di Kongo, Afrika. Serma Rama Wahyudi mengalami serangan pada Senin (22/6).
Kali ini kabar bahagia berusaha menghapus jejak kelam tersebut. Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB/MONUSCO berhasil mendamaikan pertikaian tiga suku di Provinsi Tanganyika Kongo, pada Kamis (25/6).
Rasa tenang dan lega mulai muncul, misi perdamaian PBB dijalankan dengan baik oleh para prajurit TNI, tanpa melalui bersitegang yang mengkhawatirkan lagi. Berikut ulasannya.
Satuan Tugas TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) Mission de lOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (MONUSCO) berhasil mendamaikan pertikaian tiga suku di Desa Kashege, Kalemie, Provinsi Tanganyika, Republik Demokratik Kongo, Kamis (25/06).
Sebuah kebanggaan yang patut diacungi jempol. Ini merupakan misi penting yang dijalankan oleh setiap negara, mengirimkan tentara masing-masing di setiap perbatasan dan wilayah perang. Rasa kagum masyarakat Indonesia kembali dipupuk, melihat kejayaan yang dibuat oleh tentara tanpa harus melalui cara perang.
Instagram puspentni ©2020 Merdeka.com
Melansir dari akun Instagram puspentni, keberhasilan Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB/MONUSCO dalam mendamaikan pertikaian tiga suku tersebut, ditandai dengan menyerahnya 27 orang milisi.
Para perwakilan itu terdiri dari 12 Orang Kelompok Milisi Persi Kaomba pimpinan Mr. Mukonga Faliala. Kemudian 7 Orang dari kelompok Milisi Aleluya yang dipimpin oleh Bilenge Shindano.
Serta 8 orang dari Kelompok Apa na Pale pimpinan Mr. Kisidja Mwenge Salumu. Bukan hal mudah menjalankan tugas negara di wilayah peperangan tersebut. Namun para Satgas TNI telah membuktikan pada dunia, bahwa tentara Indonesia memiliki kelebihan.
Para kelompok Milisi Persi Kaomba, Aleluya, serta Apa na Pale akhirnya menyerahkan 24 senjata api yang terdiri dari, 21 senjata jenis AK-47, 3 senjata api rakitan, 15 buah magazen, 51 busur panah, serta 63 anak panah.
Hal tersebut dibenarkan oleh Komandan Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB/MONUSCO Kolonel Inf. Daniel Lumbanraja. Saat penyerahan 24 senjata api dan puluhan panah oleh tim Long Range Mission (LRM).
Kompi Bravo Indo RDB pimpinan Kapten Inf. Nuzul Sudjatmiko berikan kepada staf Disarmament Demobilization Reintegration (DDR) yang disaksikan oleh Head of Office (HoO) MONUSCO wilayah Kalemie.
Komandan Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB/MONUSCO mengungkapkan bahwa keberhasilan tim LRM merupakan misi perdamaian dari PBB, yakni Protection of Civilian (POC).
Bertugas dalam melindungi warga sipil, serta kepercayaan dari ex-combatan kepada Satgas TNI Konga yang bekerjasama dengan tokoh adat kelompok perci Kaomba, Perci Aleluya, maupun kelompok Apa Napale.
Hal ini memicu semangat juang anak muda dan para prajurit lain, dalam menuntaskan pertikaian di berbagai wilayah, serta demi mencapai kedamaian dunia.
Dikirim bertugas mewakili Indonesia dalam menjalankan misi PBB di wilayah Republik Demokratik Kongo, telah dijalankan selama tujuh bulan. Para suku yang bertikai selama ini memilih tinggal di dalam hutan.
Selama rentang waktu tersebut, Satgas TNI Konga XXXIX-B Monusco sudah berhasil mengumpulkan sebanyak 74 pucuk senjata, terdiri dari 69 pucuk jenis AK-47, 2 pucuk jenis FAL, 3 pucuk senjata rakitan, 436 butir amunisi, 1 buah granat tangan, 75 busur dan 80 anak panah, serta 233 orang milisi.
Keberadaan Mission de Organisation des Nations Unies pour La Stabilisation en Republique Democratique du Congo (MONUSCO) akhirnya dapat dipahami oleh para suku di pedalaman.
Mereka mengaku bahagia dapat dibantu dalam menjalin perdamaian di antara ketiga suku yang telah lama bertikai.
"Kami sudah cukup menderita di dalam hutan, dan kami tahu Monusco sedang berusaha menciptakan perdamaian," ucap seorang perwakilan suku dilasnsir dari Instagram puspentni.
Begitu luar biasa perjuangan para prajurit TNI yang bertugas di wilayah yang rawan tersebut. Bentuk kasih sayang dan perhatian yang menjadi kunci mendamaikan seluruh pihak.
"Kita tidak memiliki makanan dan kesejahteraan di dalam hutan. Terima kasih atas perhatian dalam menciptakan perdamaian di tempat kita," imbuhnya.
Pihak perwakilan kelompok Milisi Persi Kaomba, Aleluya, serta Apa na Pale ditawarkan bantuan oleh pihak Afrika dan dari TNI. Mereka mengaku membutuhkan bantuan dalam mencukupi kehidupan sehari-hari. Sebab bukan hal mudah bertahan hidup di hutan Afrika.
"Kebutuhan hidup sehari-hari sangat kita butuhkan, makanan, baju, sabun adalah prioritas yang kita butuhkan," jelasnya.
Para prajurit TNI sempat bersitegang dengan para suku di Kongo yang masih berseteru. Hingga terjadi penyerangan dari kelompok bersenjata yang menewaskan seorang tentara.
Dialah Serma Rama Wahyudi, tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco. Prajurit yang gugur saat menjalankan tugas sebagai pasukan perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo, Afrika, pada Senin (22/6).
Berikut video saat pihak Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB/MONUSCO tengah berdiskusi dengan perwakilan tiga Suku di Provinsi Tanganyika, Kongo, Afrika.
Baca Selanjutnya: Berhasil Damaikan Pertikaian...
(mdk/kur)
Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Merdeka!
Daftarkan
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami