Bandara Kualanamu Dikelola Perusahaan India, Bagaimana Kepemilikan Asetnya?
Merdeka.com - Kemitraan strategis dengan skema built operate trasfer (BOT) terkait pengelolaan Bandar Udara Internasional Kualanamu antara PT Angkasa Pura (AP) II dan GMR Airports Consortium yang merupakan perusahaan asal India disebut sama sekali tidak ada pengalihan aset seperti jual-beli.
Skema ini dipilih karena justru dapat meringankan AP II dari beban investasi pembangunan infrastruktur yang berbiaya besar.
"Tidak ada unsur penjualan aset sama sekali dalam skema BOT ini, bandara masih tetap milik AP II. Hanya pengelolaannya saja yang diserahkan ke perusahaan patungan antara AP II dan GMR Airports," kata pengamat penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia, Gerry Soedjatman dikutip dari Antara, Kamis (2/12).
Untuk mengelola Bandara Kualanamu dibentuklah perusahaan patungan atau joint venture company (JVCo) bernama PT Angkasa Pura Aviasi (APA), dengan porsi saham 51 persen milik AP II dan GMR Airports sebesar 49 persen. Namun, adanya persentase kepemilikan saham tersebut bukan berarti menyatakan sebagai kepemilikan aset di Bandara Kualanamu.
Menurut Gerry, perusahaan patungan yang dibentuk pun hanya akan berperan sebagai pengelola Bandara Kualanamu. Dia mengibaratkan kerja sama ini seperti pemilik hotel yang menunjuk perusahaan lain untuk mengelola hotelnya.
"Hotelnya masih milik pemilik, bukan pemilik pengelola. Jadi, jangan sampai salah mengartikan. Pemahaman publik yang beredar bahwa ada penjualan aset dalam skema BOT ini jelas salah besar," ujar dia.
Melalui skema BOT ini, AP II juga tidak perlu bersusah payah mencari pembiayaan pembangunan dan pengembangan infrastruktur Bandara Kualanamu dalam rangka peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan. Dalam skema ini, perusahaan pengelola lah yang akan menanggung pembangunan tersebut dan itu pun menjadi aset milik AP II.
Langkah ini dipilih agar pemerintah tidak perlu lagi menyuntikkan dana terus-menerus ke AP II terkait pengelolaan bandara. Sehingga, AP II harus mencari langkah-langkah yang menguntungkan dalam ranah bidangnya, sambil mengadopsi cara-cara terbaik yang sudah dilakukan di bandara-bandara lain di dunia untuk diterapkan di Bandara Kualanamu.
"Bahkan, nantinya Bandara Kualanamu akan menjadi contoh peningkatan mutu pelayanan bagi bandara-bandara AP II yang lainnya," kata Gerry.
Pengalaman GMR Airports
GMR Airports memiliki pengalaman pengelolaan bandara di beberapa negara untuk meningkatkan trafik penumpang dengan cara menerapkan strategi insentif bagi maskapai-maskapai agar mau meningkatkan penerbangan dari/ke bandara kelolaan mereka. Baik terhadap maskapai dalam negeri bandara tersebut, maupun maskapai dari luar negeri.
GMR Airports Consortium adalah milik GMR Group asal India dan Aéroports de Paris Group (ADP) asal Prancis, yang dikenal sebagai jaringan operator bandara yang melayani penumpang terbanyak di dunia.
Saat ini, GMR Airport mengelola New Delhi’s Indira Gandhi International Airport (Best Airport in India and Central Asia by Skytrax 2019-2021), lalu Hyderabad International Airport di India, Bidar Airport di India, Mactan Cebu International Airport di Filipina, serta tengah mengembangkan Goa International Airport di India, Visakhapatnam International Airport di India, dan Crete International Airport di Yunani.
Rekam jejak tersebut diharapkan mampu membantu mewujudkan keinginan AP II untuk mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu dengan target peningkatan trafik penumpang hingga 54 juta orang pada tahun ke-25 kemitraan atau setara Bandara Internasional Soekarno-Hatta saat ini.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua BUMN pengelola bandara itu resmi menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.
Baca SelengkapnyaAPJAPI meminta kepada segenap pengelola bandara untuk menyediakan saluran pengaduan penumpang
Baca SelengkapnyaBandara IKN punya luas terminal 7.350 m2 dan luas area bandara 347 ha.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di Bali, Kaesang juga membagikan kaus Pecinta Belimbing Sayur saat Kampanye
Baca SelengkapnyaKereta Api Airlangga menempuh perjalan selama 11 jam 45 menit untuk sampai tujuan.
Baca SelengkapnyaIni alasan Pemerintah gandeng kontraktor Jepang selesaikan proyek MRT Jakarta rute Bundaran HI-Kota.
Baca SelengkapnyaSelama ini bandara internasional hanya melayani penerbangan internasional ke beberapa negara tertentu saja dan bukan merupakan penerbangan jarak jauh.
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati juga menolak keras pembangunan bandara baru di Bali tersebut
Baca SelengkapnyaSejumlah perusahaan yang turut membangun hunian, antara lain Konsorsium Nusantara dan Pakuwon yang membangun apartemen dan rumah tapak.
Baca Selengkapnya