Bio Farma: Indonesia Berpotensi Dapat 663 Juta Dosis Vaksin, Kebutuhan 426 Juta

Merdeka.com - PT Bio Farma (Persero) menyampaikan bahwa Indonesia berpotensi mendapatkan 663 juta dosis vaksin Covid-19 atau lebih besar dari yang dibutuhkan yaitu hanya 426 juta dosis.
"Kalau kita masukkan dengan yang lagi proses ataupun potensi ada sekitar 438 juta dosis. Tapi kalau seandainya kita mendapatkan full supply COVAX/GAVI kemungkinan kita memiliki 663 juta dosis, sementara kebutuhan 426 juta," papar Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR dikutip dari Antara di Jakarta, Rabu (20/1).
Dia mengemukakan, untuk mencapai herd immunity 70 persen dari masyarakat, maka Indonesia harus melakukan vaksinasi terhadap 181 jua orang.
"Karena vaksinasi itu dua dosis, artinya dari 181 juta itu dibutuhkan 362 juta dosis. Tapi memang dalam pelaksanaannya ada vaksin rusak dan segala macam itu kita diberikan allowance 15 persen sehingga total kebutuhan vaksin 426 juta dosis," paparnya.
Dari kebutuhan 426 juta dosis itu, pihaknya sudah melakukan supply agreement terhadap sejumlah perusahaan vaksin global dengan dukungan Kementerian BUMN, Kemenkes dan Kementerian terkait. "Pertama dengan Sinovac, ada vaksin jadi sebesar 3 juta dosis, ini sudah sampai semuanya. Kemudian sebesar 140 juta dosis dalam bentuk bahan baku, bertahap masuk ke Indonesia. Bahan baku itu kita proses produksi di Bio Farma untuk menjadi vaksin jadi," katanya.
Kemudian, pihaknya juga memiliki kontrak dengan Novavax sebesar 50 juta dosis, dan terdapat opsi tambahan menjadi 80 juta dosis. Ini bergantung dari kemampuan dalam menyerap atau mengeksekusi perjanjian tersebut.
Komitmen Lainnya
Doa menambahkan, Indonesia juga mendapat komitmen vaksin dari fasilitas global COVAX yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Vaksin (GAVI) sebesar 54 juta dosis vaksin
"Tapi kita memiliki opsi kalau mereka punya lebih supply kita bisa mendapat 54 juta dosis lagi, artinya memang 108 juta dosis kalau memungkinkan, atau lebih kurang 20 persen dari total populasi yang berhak mendapat vaksin," katanya.
Di samping itu, Honesti mengatakan, pihaknya juga melakukan kerja sama dengan perusahaan vaksin Astrazeneca sebesar 50 juta dosis, dan ada opsi 50 juta dosis. Namun itu tergantung GAVI atau COVAX apakah bisa memenuhi supply kita untuk level maksimum.
Dia juga mengatakan, pihaknya sedang melakukan proses negosiasi dengan perusahaan vaksin Pfizer.
"Sedang proses nego, mudah-mudahan dalam minggu ini, dimana komitmen yang kita tawarkan untuk bisa supply 50 juta dosis," katanya.
Baca juga:
Besok, Polisi Tentukan Nasib Raffi Ahmad Terkait Pelanggaran Prokes Usai Divaksinasi
CEK FAKTA: Tidak Benar Vaksinasi Presiden Jokowi Gagal dan Harus Diulang
VIDEOGRAFIS: Kriteria Masyarakat yang Tidak Dapat Disuntik Vaksin Sinovac
Evaluasi Vaksinasi Tahap Satu, Ridwan Kamil Minta Pusat Berbagi Data Penerima Vaksin
Menteri Erick Thohir: Supaya Vaksin Gratis dan Mandiri Tak Tercampur Merknya Beda
Baca Selanjutnya: Komitmen Lainnya...
(mdk/idr)
Ingat #PesanIbu
Jangan lupa Selalu Mencuci Tangan, Memakai Masker dan Menjaga Jarak Mari Bersama Cegah Penyebaran Virus Corona
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami