Harga Minyak Dunia Turun di Tengah Kekhawatiran Kelebihan Pasokan
Merdeka.com - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah sehari sebelumnya melonjak, di tengah kekhawatiran atas kelebihan pasokan karena pandemi Covid-19 terus menekan permintaan. Kelebihan pasokan dan kapasitas penyimpanan mengkhawatirkan pasar meskipun data menunjukkan persediaan minyak mentah mingguan Amerika Serikat (AS) naik lebih rendah dari yang diperkirakan.
Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun tipis USD 0,57 menjadi menetap pada USD 23,99 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli turun USD1,25 atau 4,0 persen menjadi ditutup pada USD29,72 per barel di London ICE Futures Exchange. Penurunan Brent pertama setelah kenaikan enam sesi berturut-turut.
Persediaan minyak mentah komersial AS, tidak termasuk dalam Cadangan Minyak Bumi Strategis, naik 4,6 juta barel selama pekan yang berakhir 1 Mei, Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan pada Rabu (6/5). Angka itu lebih kecil dari rata-rata penambahan 7,1 juta barel yang diperkirakan oleh analis yang disurvei oleh S&P Global Platts.
Pergerakan pasar pada Rabu (6/5) menyusul kenaikan yang menarik perhatian dalam harga minyak selama sesi sebelumnya. Patokan minyak AS melonjak lebih dari 20 persen pada Selasa (5/5), membukukan kenaikan beruntun lima hari.
"Kami percaya bahwa euforia saat ini di pasar minyak adalah prematur. Bahkan setelah kembalinya aktivitas ekonomi secara bertahap, permintaan dapat tetap di bawah level 2019 untuk tahun-tahun mendatang," kata analis energi di Commerzbank Research, Eugen Weinberg dikutip Antara, Kamis (7/5).
Untuk saat ini, persediaan yang melonjak adalah pengingat berlebihnya persediaan yang bertahan di pasar. "Kami cenderung setuju bahwa pasar telah mencapai titik terendah, tetapi akan memperingatkan agar tidak terlalu bersemangat tentang hal ini. Data untuk April benar-benar sangat buruk," kata analis di JBC Energy, seperti dikutip Reuters.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPerubahan HET MinyaKita dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan harga biaya pokok produksi yang terus mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaTujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina tidak menaikkan harga BBM meski harga minyak dunia merangkak naik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaSpanyol hanya menanam sekitar 666.000 metrik ton pada musim tanam 2022-2023.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaHarga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan per 1 Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaGula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Baca Selengkapnya