Merdeka.com - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi, mengungkapkan Indonesia sudah berhasil menghentikan impor beras Japonica selama kurun waktu 2015-2019. Padahal sebelumnya, tercatat impor terakhir beras Japonica pada 2014 sebesar 1.079 ton atau senilai Rp18 miliar.
"Namun kini Indonesia bahkan termasuk dalam deretan penghasil beras Japonica disamping Jepang, Amerika Serikat, Prancis, Korea Selatan, dan Thailand," ujar Suwandi di Jakarta, seperti dikutip Jumat (9/8).
Sebagai informasi, beras Japonica yang banyak tumbuh dan ditanam petani di Jepang banyak digunakan sebagai sumber pangan utama di restoran-restoran Jepang dan Korea. Jenis beras ini memiliki ciri-ciri kadar amilosa sekitar 12-15 persen, tekstur lengket, dan biasanya digunakan sebagai bahan utama pembuatan sushi.
Di Indonesia varietas beras yang hampir sama dengan Japonica ini dikenal dengan beras Tarabas. Beras Tarabas resmi dilepas oleh menteri pertanian pada Mei 2019, dan dinyatakan legal untuk diperdagangkan dan ditanam di seluruh wilayah Tanah Air.
"Sejalan dengan kebijakan tersebut, kita telah melakukan upaya serius untuk mengembangkan beras Tarabas," ungkap Suwandi.
Dia menyebutkan, perkembangan sebaran tanaman beras Tarabas di Indonesia cukup menggembirakan. Saat ini, keberadaan beras Tarabas telah menyebar ke berbagai daerah, seperti di Jawa Barat (Subang, Karawang dan Cianjur), Jawa Timur, dan Lampung, dengan luas pertanaman sekitar 4.000 ha dan produktivitas rata-rata 50 kwintal per ha. Secara harga, petani menjualnya pada kisaran Rp15.000 per Kg.
"Keberhasilan pertanaman ini tentu perlu diapresiasi dengan baik, mengingat sampai saat ini beras khusus lainnya belum mampu diproduksi massal di dalam negeri," ucapnya.
Menurut Suwandi, dengan melihat pesatnya perkembangan pertanaman tarabas di Indonesia, maka sangat mungkin dalam dua atau tiga tahun ke depan stok beras Tarabas akan terus berlipat dan menjadi beras unggulan tersendiri di Indonesia.
Ditambah lagi sudah adanya pengakuan dari pedagang beras Vietnam yang mengaku kaget dengan kualitas beras Japonica produk lokal yang dihasilkan di Karawang, Jawa Barat.
"Beras Tarabas yang ada di Karawang tersebut berukuran lebih besar dari beras Japonica yang biasa ditemukan di negaranya. Dengan ukuran bulir beras yang lebih besar dari yang lain pembuatan sushi menjadi lebih efisien dan secara otomatis akan lebih disukai oleh produsen sushi di berbagai negara," jelasnya.
Suwandi menyatakan, sampel beras Tarabas sebanyak 100 Kg senilai Rp25.000 per Kg sudah dikirim dua kali ke Jepang oleh eksportir beras PT Soyiz. Dia menyampaikan, beberapa negara ASEAN seperti Vietnam, Thailand dan Malaysia juga bahkan berminat terhadap beras Tarabas Indonesia.
"Dan ternyata mendapat pujian dan respon positif dan sedang dalam proses negosiasi ekspor lebih lanjut. Intinya kita siap memasuki pangsa pasar Internasional untuk memenuhi kebutuhan beras Japonica di luar negeri," pungkasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Bulog Pastikan Stok Beras Aman Meski Ada Kemarau Panjang
Soal Ekspor Beras, Menteri Amran Bantah Produk Indonesia Lebih Mahal
Gudang Beras Bulog di Solo Kelebihan Pasokan
5 Potret Kemiskinan Indonesia Terbaru yang Buat Presiden Jokowi Khawatir
Hadapi Kemarau Ekstrem, Pemerintah Yakinkan Stok Beras Bulog Aman Penuhi Kebutuhan
5 Fakta di Balik Kandasnya Mimpi Bulog Ekspor Beras
Harga Kalah Murah, Rencana Ekspor Beras Tertunda
(mdk/bim)
Mentan Amran Minta Eksportir Tak Bikin Petani Rugi
Musim Kemarau Menguntungkan Petani Karena Harga Gabah Naik
Tersangka Persekusi Banser Ditangkap Polisi
BPS Pantau Petani Makin Sejahtera Sepanjang Juli 2019
Kisah Kakek Sulap Tanah Garapan Jadi Ladang Cabai Rawit
Kemarau Dingin di Dieng, Harga Kentang Granola Melonjak
Langkah Mentan Amran Atasi Merosot Harga Karet dan Sawit
Faktor Turunnya Tingkat Kemiskinan RI di Maret 2019 Jadi 25,14 Juta Orang
Geliat Petani Sayuran di Ibu Kota Melawan Kemarau
Warga Menyisir Lokasi Munculnya Ular di Pasar Kemiri Muka Depok
Ketua MPR: Generasi Milenial Jangan Alergi Politik
VIDEO: V-Kool Indonesia Rilis Kaca Film Edisi terbatas, Rp 12 Juta per Paket
4 Bukti Bahwa Toilet Jongkok Lebih Sehat dari toilet Duduk
Diancam Dibunuh, Siswi SMA Berkali-kali Dicabuli Duda di Kebun Sawit
Razia Lapas Purwakarta, Pisau Dapur Hingga Obeng Disita
Penemuan 18 Anak Ular Kobra Resahkan Warga Karawang, Seekor Induk Ditangkap
Kapolda Sumut: Pembunuhan Hakim PN Medan Direncanakan dengan Rapi
Begal Motor Antar Kabupaten Tewas Ditembak Polisi di Karawang
Mahfud Akui Ada Takfiri, Kelompok yang Selalu Menyatakan Orang Lain Kafir
Pre Order Kedua Samsung Galaxy Fold Dibuka Minggu Besok
Pesan Politisi NasDem ke Milenial: Berani Berkarya Out of The Box
Video Viral Honorer Disuruh Masuk Got, Lurah Jelambar Terancam Dipecat
UN Dihapus, Anggaran Bisa Dialihkan untuk Bangun Sekolah dan Pengembangan Guru
Besok di Monas, BKN Gelar Simulasi Tes CPNS Mulai Pukul 06.00
Viral Video Pegawai Honorer DKI Disuruh Masuk Got agar Kontrak Diperpanjang
Ekonom: Direksi BUMN Jadi Komisaris Timbulkan Kecemburuan Akibat Gaji Berlimpah
Mengintip Hutan Kota Plataran GBK yang akan Diresmikan 19 Desember 2019
Pemerintah Disebut Tidak Konsisten, Bikin UN tapi Tak Akui Kualitasnya
Menteri Teten Pastikan RI Siap Setop Impor Cangkul di 2020
Sandiaga Komitmen Bantu Menteri BUMN di Bidang Asuransi
Mahfud: Polisi Berkelahi dengan Mahasiswa Bukan Pelanggaran HAM
Menteri Teten Dorong Warung Tradisional untuk Naik Kelas dan Go Digital
Potret Minoritas Muslim Ibadah di Masjid Terbesar India
3 Orang Dipatuk Ular Dirawat di RSUD Depok
Strategi Pemerintah Jokowi Dorong Produk Warung Mendunia
Polda Jatim Jaga Ketat Mobil Mewah Bodong yang Disita
Polisi Sebut Penggusuran Tamansari Rusuh Karena Ulah Warga Luar