Luncurkan Dompet Digital, ini Keistimewaan AstraPay
Merdeka.com - PT Astra International Tbk (ASII) siap meramaikan persaingan pasar dompet digital di Indonesia melalui AstraPay. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Astra International, Suparno Djasmin.
"Jadi, betul bahwa bisnis apa aja itu ada persaingan. Termasuk untuk uang elektronik ini yang Astra masuki tentu pasti ada persaingannya," ungkapnya dalam sesi teleconference RUPST ASII 2021, Kamis (22/4).
Suparno mengungkapkan, keputusan Astra untuk melebarkan sayap bisnis di sektor dompet elektronik guna meningkatkan pelayanan terhadap pelanggannya. Di antaranya dengan melengkapi ekosistem melalui layanan pembayaran secara digital.
"Itulah tujuan utama daripada Astra masuk ke dalam pelayanan e-money ini dengan harapan kita bisa meluaskan pelayanan kepada pelanggan-pelanggan Astra. Seperti melalui e-money ini (AstraPay)," tekannya.
Adapun, kata Suparno, AstraPay sendiri memiliki beberapa keunggulan layanan dibandingkan sejumlah dompet digital yang telah lebih dahulu beredar di pasaran saat ini. Di antaranya, bisa dipakai pelanggan untuk pembayaran kendaraan. "Kita ingin diferensiasinya kepada mobility atau transportation," terangnya.
Keunggulan lainnya, Astrapay bisa terintegrasi terhadap seluruh ekosistem pembayaran di ASII. Termasuk untuk asuransi.
"Jadi, itu yang menjadi fokus (AstraPay) saat ini sebagai salah satu diferensiasi strateginya," tutupnya.
Riset Ini sebut Deretan Dompet Digital Ini Paling Banyak Digunakan
Neurosensum memaparkan hasil riset mereka yang berfokus pada penggunaan dompet digital sebagai medium transaksi digital.
Menurut laporan Neurosensum, ShopeePay menduduki posisi puncak di daftar dompet digital dengan penggunaan terbanyak di kalangan responden. ShopeePay meraup penetrasi pasar tertinggi (68 persen), diikuti oleh OVO (62 persen), DANA (54 persen), GoPay (53 persen), dan LinkAja (23 persen).
Salah satu faktor pendorong penetrasi adalah promosi. Responden menyebut ShopeePay paling banyak menawarkan promosi (42 persen), diikuti oleh OVO (25 persen), GoPay (16 persen), DANA (13 persen), LinkAja (4 persen).
Mahesh Agarwal, Managing Director di Neurosensum Indonesia, meyatakan sebagai perusahaan riset konsumen berbasis Neuroscience dan AI, analisis perusahaan memiliki nilai lebih karena bersifat menyeluruh dan terpadu.
"Kami berkomitmen untuk menghadirkan data bermakna dalam memperdalam studi akan perilaku konsumen," ujar Mahesh.
Data itu, kata dia, akan bermanfaat untuk kemudian dipelajari lebih lanjut oleh pihak terkait. Hal itu diharapkan dapat menambah wawasan dalam menerapkan strategi pemasaran dan bisnis digital.
"Terutama ketika pengguna digital sudah mengungguli perbankan, sehingga dompet digital bukanlah sesuatu yang asing lagi," tutur Mahesh.
Dalam hal ini, ShopeePay meraih transaksi tertinggi (29 persen), diikuti oleh OVO (25 persen), GoPay (21 persen), DANA (20 persen dari total), dan LinkAja (6 persen).
Sementara, dari segi nilai transaksi belanja offline dan online secara kolektif, ShopeePay juga berada di peringkat teratas (33 persen). Ia mengalahkan OVO (24 persen), GoPay (19 persen), DANA (18 persen), dan LinkAja (6 persen).
Lalu dari aspek frekuensi penggunaan, ShopeePay menjadi pilihan dompet digital dengan frekuensi transaksi tertinggi (14,4 kali per bulan). Ia diikuti oleh dari OVO (13,5 kali per bulan), GoPay (13,1 kali per bulan), DANA (12,2 kali per bulan), dan LinkAja (8,2 kali per bulan).
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaRakernas ASKOMPSI 2024 sendiri digelar pada pada 21-23 Februari 2024 di Hotel Horison Ultima Majalengka, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaGuna menghindari penumpukan antrean di SPBU, Pertamina juga mengajak para pemudik untuk menyiapkan berbagai skema pembayaran digital.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaMang Ade menjadi salah satu pedagang kuliner yang menawarkan kemudahan pembayaran lewat QRIS.
Baca Selengkapnya"Dengan digitalisasi Samsat ini, pelayanan masyarakat dimudahkan, tidak perlu turun lagi mengantri," kata Irjen Aan
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi era digitalisasi, perbankan dituntut untuk adaptif dalam memanfaatkan saluran penyampaian informasi kepada khalayak.
Baca SelengkapnyaKementerian Perdagangan menyediakan berbagai saluran layanan pengaduan konsumen.
Baca SelengkapnyaTelkom siap berkolaborasi mendukung langkah Pemprov Bali menerapkan pungutan bagi wisatawan asing.
Baca Selengkapnya