Mentan Sebut Produktivitas Beras Terbaik Tahun Ini, Kok Bulog Malah Impor?
Merdeka.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyebut bahwa produktivitas beras tahun ini terbaik selama yang pernah ada. Namun, di waktu yang sama, Perum Bulog kesulitan melakukan penyerapan beras di dalam negeri, sehingga harus menempuh langkah impor.
Adapun sesuai Rakortas per 8 November 2022, Perum Bulog mendapat tugas untuk melakukan impor 500.000 ton, di mana 200.000 ton di antaranya ditarget bisa diserap pada akhir Desember 2022 ini.
Tercatat, Indonesia terakhir kali melakukan impor beras umum melalui penugasan Bulog pada 2018 silam, yakni sebesar 1,8 juta ton. Sementara pada kurun waktu 2019-2021, impor dilakukan sangat kecil. Itu pun beras jenis khusus yang tidak diproduksi di Indonesia, untuk kebutuhan hotel, restoran, dan kafe.
Meski Indonesia kembali membuka keran impor tahun ini, Mentan justru bersikeras mengatakan, produktivitas beras nasional tahun ini adalah yang paling bagus.
"Ini merupakan produktivitas paling tinggi selama Indonesia ada. Tanya BPS," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo saat ditemui seusai Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12).
Bagaimana Data Beras Sesungguhnya?
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam raker dan RDP bersama Komisi IV, disebutkan Indonesia tahun ini surplus beras 1,7 juta ton. Namun, provinsi yang mengalami surplus hanya 12 provinsi, sementara sisanya defisit beras.
Data tersebut didukung laporan Asosiasi Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), yang mencatat tren defisit beras per bulan terus meningkat setiap tahunnya.
Pada 2018, ada 4 bulan periode produksi beras mengalami defisit. Kemudian pada 2019 bertambah 5 bulan, 2020 bertambah lagi sebanyak 6 bulan, 2021 sebanyak 9 bulan, dan pada 2022 ini diperkirakan ada minus di 8 bulan dalam setahun.
Saat ditanyai soal mengapa Indonesia masih impor meski produktivitasnya tinggi, Mentan enggan berkomentar. "Aku enggak mau jawab itu," pungkasnya.
Cadangan Beras Menipis
Badan Pangan Nasional (NFA) melaporkan, cadangan beras yang dikuasai Perum Bulog saat ini hanya tersisa 494,2 ribu ton. Angka itu jauh di bawah target yang ditetapkan, yakni 1,2 juta ton sampai akhir 2022.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjelaskan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang digunakan untuk operasi pasar hanya 295,3 ribu ton saja. Sementara sisa 198,8 ribu ton merupakan beras komersial.
Gara-gara stok CBP untuk operasi pasar kian surut, pemerintah disebutnya bakal mengambil sikap untuk melakukan konversi stok beras komersial di Bulog menjadi CBP. Sehingga seluruh cadangan beras di Bulog dapat digunakan untuk operasi pasar.
"Kami sudah bersurat untuk mendorong stok komersial itu bisa dikonversi menjadi CBP, sehingga bisa melakukan intervensi," kata Arief dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR, Rabu (7/12).
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBulog optimis penugasan impoer beras akan terpenuhi sepanjang tahun 2024 dan tidak ada penambahan kouta.
Baca SelengkapnyaBulog juga memiliki kajian tersendiri atas pengadaan beras impor terhadap harga gabah petani di wilayah sentra produksi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaUntuk stok cadangan beras pemerintah (CBP), saat ini Bulog sudah menguasai sekitar 1,4 juta ton.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaImpor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaBeras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bayu Krisnamurthi bersama Bupati Blora Arief Rohman tinjau kondisi hamparan persawahan di daerah sentra produksi Kabupaten Blora.
Baca Selengkapnya