Merdeka.com - PT Bank Syariah Mandiri, menyatakan kesiapan bersinergi dalam penggabungan (merger) dengan dua bank Himbara syariah lainnya. Tujuannya demi menciptakan bank syariah yang modern dan inovatif berskala global.
Direktur Utama Mandiri Syariah, Toni EB Subari mengatakan, sinergi bank syariah milik BUMN ini diharapkan akan mampu meningkatkan inovasi ekonomi dan keuangan syariah menjadi lebih modern.
"Insya Allah, kami optimis bank syariah nasional yang bersatu dan bersinergi ini akan menciptakan bank syariah yang modern, inovatif, berbasis digital, berskala global ," kata Toni dalam siaran persnya, Jakarta, Rabu (14/10).
Dalam beberapa tahun terakhir, Mandiri Syariah telah konsisten melakukan inovasi layanan digital bagi nasabah. Hal ini dilakukan untuk menawarkan sistem layanan perbankan yang berbeda.
Tidak hanya memberikan layanan finansial berbasis syariah, tapi solusi kebutuhan sosial dan spiritual yang makin relevan dengan kondisi yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia. Lalu pada akhirnya dapat memakmurkan perekonomian Indonesia.
"Sehingga harapannya bisa memberikan manfaat lebih luas, lebih besar kepada lebih banyak stakeholders," kata Toni.
Toni melanjutkan, pihaknya juga siap membantu dan menyelesaikan proses merger. Agar manfaat perbankan syariah segera dapat dirasakan seluruh masyarakat Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN akan melakukan merger tiga bank syariah milik negara. Bank Syariah Mandiri akan digabungkan dengan dua bank lainnya yakni BRI Syariah dan BNI Syariah.
Selama proses integrasi maupun setelah integrasi, ketiga bank syariah dan para pemegang saham menjamin tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sedangkan bagi para nasabah, merger ini belum berlaku efektif sehingga mereka tidak perlu khawatir terkait layanan operasionalnya.
"Nasabah tidak perlu khawatir, kami memastikan layanan dan operasional untuk nasabah pun akan tetap berjalan berdasar pemenuhan kebutuhan nasabah (customer centric)," kata dia.
Toni menambahkan saat ini tidak ada perubahan pada operasional. Kebutuhan nasabah tetap menjadi prioritas dan pelayanan akan tetap kami berikan secara optimal. Sebab penandatangan CMA beberapa waktu lalu merupakan langkah awal dari proses merger.
Secara umum perbankan syariah berpotensi tumbuh dan berkembang ditengah tantangan ekonomi makro dan industri keuangan akibat pandemi. Peluang pertumbuhan ini tercermin dari terjaganya kinerja positif industri perbankan syariah, khususnya Mandiri Syariah, sejak beberapa tahun terakhir.
Hingga akhir Agustus 2020 beberapa indikator kinerja Mandiri Syariah positif dan tumbuh, sehat dan sustain yaitu laba bersih tumbuh 26,58 persen (yoy) menjadi Rp 957 miliar (unaudited). Pembiayaan tumbuh hingga 6,18 persen (yoy) menjadi Rp 76,66 triliun .
Adapun pembiayaan segmen ritel tumbuh 12,52 persen menjadi Rp 48,55 triliun seiring strategi fokus yang ditetapkan. Peningkatan laba bersih dan pembiayaan Mandiri Syariah tersebut ditopang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 13,17 persen (yoy)menjadi Rp 99,12 triliun.
Baca juga:
Merger, Bank Syariah BUMN Siap Tawarkan Layanan Keuangan Syariah Lengkap di Satu Atap
OJK Dukung Penggabungan 3 Bank Syariah BUMN Guna Genjot Efisiensi dan Daya Saing
Alasan BRIsyariah Terpilih Menjadi Surviving Entity Merger Bank Syariah BUMN
Hasil Merger 3 Bank Syariah BUMN Bakal Masuk 10 Bank Terbesar Dunia
Merger Bank BUMN Syariah Ditarget Rampung di 2021
Perkuat Daya Saing, LPS Usulkan Merger Bank Syariah
Baca Selanjutnya: Tak Ada Perubahan Operasional...
(mdk/azz)
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami