Mindset masyarakat harus diubah untuk jadi pengusaha

Advertisement
Merdeka.com - Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia salah satunya diakibatkan mindset masyarakat yang lebih memilih menempuh pendidikan untuk kemudian hari bekerja di suatu institusi, sehingga minim masyarakat yang menjadi pengusaha yang berdampak kepada tidak tersedianya lapangan pekerjaan.
Direktur Pillar Business Accelerator Sonny B. Sofyan mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara yang besar, yang mempunyai banyak modal, dari modal sumber daya alam hingga sumber daya manusia. Namun, kenyataanya kedua modal tersebut tidak menjadikan Indonesia raksasa ekonomi dunia
"Bahkan, lebih dari 50 persen usia produktif adalah pengangguran, yang sebagian besar diantara mereka lulusan perguruan tinggi. Karenanya, cara berpikir untuk menjadi pegawai harus diubah. Menjadi pengusaha (entrepreneur) adalah jalan yang sangat mungkin mewujudkan kemandirian bangsa. Seorang entrepreneur harus inovatif, kreatif, cerdas, pantang menyerah dan visioner," ujar Sonny di Plaza Bapindo, Jakarta Sabtu (7/4).
Advertisement
Sonny menjelaskan bahwa perekonomian dunia kini memasuki masa globalisasi, di mana persaingan ekonomi antar negara makin kuat. Kondisi tersebut menuntut kreativitas, inovasi, pengetahuan yang terus meningkat untuk meningkatkan daya saing perekonomian di Indonesia, agar bisa bertahan dalam menghadapi persaingan tersebut.
Menurut data dari Kementerian Pendidikan Nasional, minat lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU) untuk menjadi pelaku UKM itu hanya 22,63 persen.
Jumlah tersebut kalah tinggi tinggi dibanding minat dari lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang mencapai 32,46 persen. Sementara untuk lulusan perguruan tinggi (PT), minatnya lebih rendah lagi, yaitu hanya 6,14 persen.
TOPIK TERKAIT
Advertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami