Mobil listrik terbaru Dahlan tiba di Jakarta
Merdeka.com - Mobil listrik generasi ketiga milik Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dikabarkan sudah berada di rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan. Mobil listrik yang diberi nama Selo itu selesai dikerjakan oleh Dasep Ahmadi yang juga menciptakan mobil listrik generasi pertama yang diberi nama Ahmadi.
Dahlan mengaku tidak ingin buru-buru memperkenalkan dan memamerkan mobil terbarunya tersebut ke publik. Sebelum diperkenalkan ke publik, mobil tersebut harus disertifikasi terlebih dahulu.
Dahlan janji segera memperkenalkan ke publik setelah semua proses selesai. "Iya (sudah sampai). Tapi masih harus disertifikasi. Dua hari lagi ya," kata Dahlan melalui pesan singkatnya kepada merdeka.com di Jakarta, Senin (23/9).
Dia punya alasan sendiri tidak ingin buru-buru memamerkan mobil sport terbarunya itu. "Saya tidak mau salah lagi," katanya.
Awal Juli lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan berkunjung ke salah satu pabrik di Bogor. Pabrik tersebut memproduksi baterai lithium yang akan digunakan untuk mobil listrik garapan Dasep Ahmadi.
Saat itu Dahlan membangga-banggakan produk dari PT Nipress tersebut. Alasannya, dengan produksi baterai di dalam negeri, 50 persen persoalan mobil listrik teratasi.
Kekaguman Dahlan akan produk tersebut diuji. Apakah lithium made in Indonesia itu mampu menggerakkan mobil listrik? Penggagas mobil listrik Dasep Ahmadi mengaku, baterai tersebut akan dipasang di mobil listrik sejenis Alphard yang tengah digarapnya. "Kita sedang uji coba baterai itu, semoga langsung bisa," kata Dasep di Jakarta, Senin (19/8) malam.
Dalam catatannya, Dahlan Iskan menegaskan bahwa mobil listrik memang harus menggunakan baterai lithium. Dengan lithium untuk kekuatan yang sama hanya diperlukan ukuran yang kecil, hanya 30 persen baterai biasa. Beratnya pun hanya sepertiga berat baterai biasa. Dan yang lebih penting: dengan baterai lithium proses charging-nya bisa cepat.
Waktu meluncurkan baterai lithium pertama made in Indonesia itu, Dahlan diperlihatkan seluruh proses pembuatannya, pengujiannya, laboratoriumnya, dan standarisasinya. Juga sistem modulnya. Ada modul untuk bus listrik, ada modul untuk mobil listrik jenis MPV, ada modul untuk city car, dan ada modul untuk mobil sport.
Modul itu ditentukan berdasar kesepakatan hasil diskusi ilmiah berkali-kali. Salah satunya Bambang Prihandoko dari LIPI yang disebut Dahlan ahli baterai paling top di Indonesia.
"Dengan adanya modul baterai lithium ini maka siapa pun yang ingin memproduksi mobil listrik tidak perlu lagi bingung. Terutama dalam penempatan baterainya. Ikuti saja standar modul yang ditetapkan produsen lithium tersebut," kata Dahlan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penjualan mobil listrik berbasis baterai di Indonesia terus bertumbuh, sejak insentif PPN dari pemerintah bagi BEV yang dirakit lokal.
Baca SelengkapnyaHeru menyebut, selama dua bulan juga Agustang tidak akan memperoleh tunjangan kinerja daerah (TKD) sebagai pegawai Dishub DKI Jakarta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
10 mobil bekas di bawah Rp50 juta yang bisa dijadikan alternatif pilihan Yuk simak!
Baca SelengkapnyaMobil bekas dengan harga Rp150 juta memang menarik untuk diboyong, apalagi bagi mereka yang memiliki dana terbatas. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaMG Motor Indonesia mengawali 2024 dengan berani: punya bos baru dan dua mobil listriknya dirakit lokal.
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada 5 mobil bekas dengan harga di bawah Rp100 juta yang dapat dijadikan pilihan. Yuk simak!
Baca Selengkapnya