Melihat Harga BBM di Negara ASEAN di Tengah Anjloknya Minyak Dunia
Merdeka.com - Tren pergerakan harga minyak dunia terlihat terus menurun sejak Maret 2020. Kementerian ESDM menjelaskan bahwa pada awal bulan Maret 2020 terjadi konflik minyak antara negara OPEC dan non-OPEC sehingga menyebabkan indikasi oversupply yang kemudian memicu turunnya harga minyak dunia yang tajam di awal bulan Maret 2020.
Pelemahan harga minyak dunia juga masih terus berlangsung hingga April 2020 lalu. Pemicu lainnya yaitu pandemi covid-19 menghantam konsumsi masyarakat, sehingga harga emas hitam tersebut terus anjlok. Puncaknya, pada 21 April 2020, harga minyak mentah berjangka AS anjlok di bawah nol dolar AS. Ini merupakan kejadian pertama kalinya dalam sejarah, di tengah kelebihan pasokan yang disebabkan oleh virus corona.
Anjloknya harga minyak disebabkan kekhawatiran bahwa dunia akan kekurangan tempat untuk menyimpan pasokan minyak mentah, setelah pemangkasan produksi terbukti tak efektif menangani jatuhnya permintaan.
Sejak tren penurunan harga minyak mentah tersebut, beberapa negara di ASEAN ikut menurunkan harga bensin di negaranya, khususnya RON-95 atau setara Pertamax di Indonesia.
Mengutip data globalpetrolprices.com, Myanmar telah menurunkan beberapa kali harga BBM RON-95 mereka sejak awal Maret 2020. Pada 2 Maret, harga bensin RON-95 di Myanmar Rp9.211 per liter. Kemudian, pada 4 Mei 2020 ini harga bensin RON-95 di sana hanya Rp5.478 per liter.
Negara Lainnya
Negara lainnya yaitu Malaysia juga tercatat beberapa kali menurunkan harga BBM RON-95 sejak Maret 2020. Pada 2 Maret 2020, harga BBM RON-95 di Malaysia dibanderol Rp7.290 per liter. Per 4 Mei lalu, harga bensin di negara tetangga tersebut tercatat Rp4.381 per liter.
Di Vietnam, harga bensin RON-95 pada 2 Maret lalu dibanderol Rp12.466 per liter. Negara tersebut juga beberapa kali menurunkan harga hingga pada 2 Mei, harga bensin RoN-95 hanya Rp7.582 per liter.
Kemudian di Kamboja, harga BBM RON-95 juga tercatat turun beberapa kali. Pada 2 Maret 2020, harga bensin di negara tersebut dibanderol Rp14.332 per liter. Kemudian pada 4 Mei ini, harga RON-95 dibanderol Rp9.922 per liter.
Philipina juga melakukan hal yang sama. Harga BBM RON-95 juga diturunkan beberapa kali sejak Maret 2020 lalu. Pada 2 Maret 2020, harga BBM di sana dibanderol Rp15.007 per liter. Harga BBM ini kemudian turun menjadi Rp11.212 per liter pada 4 Mei 2020.
Di Thailand, harga bensin RON-95 juga beberapa kali mengalami penurunan sejak merosotnya harga minyak dunia. Pada 2 Maret lalu, harga BBM jenis RON-95 dibanderol Rp15.089 per liter. Kemudian harga ini terus turun hingga Rp11.684 per liter pada 4 Mei 2020.
Singapura juga menurunkan harga BBM jenis RON-95 di negaranya. Pada 2 Maret 2020 lalu, harga bensin di sana dibanderol Rp22.721 per liter. Kemudian di 4 Mei 2020 ini, harga bensin di Singapura turun jadi Rp20.693 per liter.
Kemudian Laos juga telah menurunkan harga BBM jenis RON-95 di negara mereka. Pada 2 Maret 2020 lalu, harga bensin di sana setara Rp16.671 per liter. Kemudian pada 4 Mei 2020 ini, harga bensin di negara tersebut turun jadi Rp16.352 per liter.
Di Indonesia sendiri, Harga Pertamax tercatat Rp9.125 per liter dan bertahan hingga sekarang.
Penjelasan Menteri ESDM soal Harga BBM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menjelaskan alasan pemerintah belum juga menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) di tengah penurunan harga minyak dunia. Menurutnya, salah satu alasan pemerintah adalah harga minyak dunia dan kurs yang belum stabil.
"Pemerintah masih menjaga harga tetap karena harga minyak dunia dan kurs masih tidak stabil serta dapat turun," ujar Menteri Arifin saat memberi keterangan dalam rapat kerja virtual bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Senin (4/5).
Menyikapi kondisi ini, badan usaha telah melakukan aksi korporasi antara lain memberikan diskon terhadap pelanggan. "Dan dipikirkan juga para nelayan yang menggunakan solar dan LPG di daerah yang memang kesulitan biaya kerjanya," jelasnya.
Pemerintah terus memantau perkembangan harga minyak dunia yang belum stabil atau memiliki volatilitas yang cukup tinggi. Selain itu, pemerintah juga menunggu pengaruh dari pemotongan produksi OPEC+ sekitar 9,7 juta barel per hari pada Mei – Juni 2020.
"Selain itu kita juga mengamati rencana pemotongan sebesar 7,7 juta barel per hari pada Juli hingga Desember 2020 serta 5,8 juta barel per hari pada Januari 2021 hingga April 2022," papar Menteri Arifin.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina tidak menaikkan harga BBM meski harga minyak dunia merangkak naik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaSetiap negara memiliki tingkat kemahalan bahan bakarnya. Berikut adalah daftar 10 negara dengan harga bahan bakar termahal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaHarga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan per 1 Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaHarga Bahan Bakar Minyak (BBM) di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami penyesuaian.
Baca SelengkapnyaDaftar harga BBM Pertamina per tanggal 1 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaHal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana menambah anggaran subsidi BBM pasca konflik Iran dan Israel membuat harga minyak dunia naik.
Baca Selengkapnya