Merdeka.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, memastikan pemerintah terus mengupayakan agar second wave atau gelombang kedua pandemi Covid-19 tidak terjadi di Tanah Air. Dia pun meminta agar masyarakat patuh dan mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
"Mungkin pertanyaan lebih baiknya bagi kita, bagi semua komponen bangsa dan juga pemerintah bagaimana caranya agar tidak terjadi second wave karena kalau terjadi second wave itu akan berat," kata dia saat bincang melalui akun Instagram, Jumat (17/7).
Selain fokus pada penerapan protokol kesehatan, di sisi lain, pemerintah juga tetap mendorong agar aktivitas sosial dan ekonomi tetap bergerak seiring dengan upaya untuk mencegah penyebaran wabah. Tujuannya, supaya ekonomi bisa pulih sambil menunggu vaksin ditemukan.
"Kita lihat memang ada tanda-tanda di kuartal III akan lebih baik dari kuartal II, ini kita coba bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal III tidak negatif lagi tapi kita menyadari, pemerintah dan masyarakat harus kerja sama cegah terjadinya secondwave," tegas Febrio.
Dia mengaku optimistis, pada 2021, vaksin untuk menyembuhkan masyarakat dari wabah Covid-19 sudah bisa ditemukan. Walaupun, rata-rata efektifnya vaksin untuk mencegah penyebaran wabah memakan waktu delapan tahun.
"Kalau kita denger-dengerkan awal tahun depan sudah ada tapi kalau kita lihat sejarahnya vaksin ditemukan benar-benar perfect 8 tahun, ini kalau benar-benar terjadi dalam 18 bulan ini jadi achievment of human kind civiliazation kita," tukas dia.
Singapura baru saja mengumumkan bahwa perekonomian negaranya jatuh ke jurang resesi imbas pandemi virus corona atau Covid-19. Hal serupa juga diprediksi terjadi di Indonesia.
"Kalau kita sekarang sedang sibuk ngomongin resesi di Singapura, sebenarnya kita sudah di depan mata. Kita juga akan mengalami resesi," ujar Pengamat Ekonomi, Piter Abdullah.
Mayoritas hampir sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini akan berada di bawah 0 persen. Begitu juga di periode berikutnya yakni pada kuartal III 2019.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2020 menjadi minus 4,3 persen. Menteri Sri Mulyani menjelaskan, penurunan ekonomi nasional yang lebih tajam ini dikarenakan beberapa sektor industri kinerjanya terkontraksi dalam. Mulai dari perdagangan, pertambangan, manufaktur, hingga transportasi.
"Transportasi itu walaupun sudah ada relaksasi, tapi tidak pulih karena orang tidak melakukan travelling, walau terjadi tapi masih kecil sekali, pertambangan berkontribusi negatif growth cukup dalam di kuartal II," kata dia.
Baca juga:
BI Pastikan Kondisi Perbankan Saat Ini Lebih Baik Dibandingkan Krisis 1998 dan 2008
Sejarah Kala RI Terjatuh Ke Jurang Resesi
Sri Mulyani Prediksi Ekonomi RI Minus 4,3 Persen di Kuartal II
Restrukturisasi Dinilai Kebijakan Tepat Selamatkan Dunia Usaha Dari Dampak Corona
'Resesi Indonesia Sudah di Depan Mata'
Pengusaha Akui Resesi Ekonomi Singapura Berdampak ke Perekonomian Batam
Kontraksi Ekonomi Capai 41 Persen, Singapura Masuk ke Jurang Resesi
Baca Selanjutnya: Indonesia di Ujung Jurang Resesi...
(mdk/bim)
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami