Penanganan Covid-19 Pengaruhi Persepsi Pasar Soal Pariwisata Indonesia
Merdeka.com - Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya mengatakan, penanganan covid-19 sangat mempengaruhi persepsi pasar terkait pariwisata di Indonesia.
Hal ini terlihat berdasarkan performansi program pemasaran 2020, dari marketing intelligence tool Kemenparekraf memanfaatkan big data dengan adobe marketing cloud (website and customer behaviour) dan Sprinki (social listening tool).
Tujuan pemanfaatan Big data dengan adobe marketing cloud untuk melihat apa yang dibahas orang tentang Indonesia. Hasilnya terlihat ketika berbicara soal tourism persepsi pasar bagus. Tetapi ketika bicara covid-19 menjadi jelek, ketika berbicara tourism dan covid-19 maka di bawah 50 persen persepsi pasarnya.
"Jadi ini betul-betul menunjukkan bahwa penanganan covid-19 ini sangat mempengaruhi citra pariwisata Indonesia," kata Nia dalam Webinar Membangkitkan Optimisme Industri Pariwisata Nusantara – FORWADA, Kamis (4/3).
Selanjutnya, mengenai website management. Kemenparekraf sudah mengubah websitenya dan terbuka diintegrasikan dengan website bermasa mitra. Website Kemenparekraf ini sudah mengikuti user journey mulai dari dreaming, planning sampai booking karena diintegrasikan dengan platformnya pelaku.
"Contoh promosi Jogja, kita kasih lihat destinasi Jogja seperti apa kita menciptakan mimpi atau dream, memberitahu mereka kalau mau ke Jogja naik apa, misalnya ke Jogja mau beli paket (wisata) nya tinggal klik, nanti akan masuk ke landing page nya mitra kita seprti booking.com dan lainnya," katanya.
Dari website management tersebut trafficnya mencapai 7.847.000 dan leadnya memberi 25.000 lebih kepada mitra. Sehingga Kemenparekraf mendorong pelaku wisata untuk tertarik berwisata di domestik. "Jadi ini kita memberikan list kepada orang yang terinspirasi lalu dia tertarik masuk ke Mitra kemudian membeli," ujarnya.
Dari sisi Brand recall index survey, Kemenparekraf telah melakukan riset dan hasil pengukuran brand nya mencapai 0,5 atau 55,52 persen. Persepsi pasar Indonesia masih bagus di mata global dan dalam negeri.
Lalu, Kemenparekraf juga gencar melakukan Kampanye InDOnesia CARE. Menurut Nia hal ini sangat penting, karena pihaknya mau menunjukkan bahwa seluruh protokol kesehatan sudah ada di seluruh rangkaian perjalanan wisatawan mulai check in pesawat, mendarat hingga wisatawan masuk ke restoran dan hotel.
"Ini adalah adaptasi kita menghadapinya new normal dengan kampanye InDOnesia CARE. Kemudian konten dan sarana promosi kita terus menyampaikan tentang protokol-protokol kesehatan di Indonesia, dan ini juga melakukan branding dengan mitra-mitra," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSinggih mengaku telah mengumpulkan para pelaku pariwisata agar memberikan pelayanan terbaik bagi para pengunjung dengan menerapkan harga sesuai standar.
Baca SelengkapnyaBeberapa pasar unik di Indonesia menarik untuk dikunjungi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaTren wisatawan mancanegara mulai kembali seperti pra pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaApalagi di masa mendatang akan dibukanya penerbangan komersial ke luar angkasa sebagai wahana wisata baru.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi optimis bahwa Indonesia akan dengan mudah mewujudkan cita-citanya menjadi negara maju mendatang.
Baca Selengkapnya