Merdeka.com - Ketua Asosiasi Jardini Indonesia, M. G Nababan mendatangi kantor Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo di kawasan Gambir, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, Nababan meminta kelonggaran terhadap Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 21 tahun 2014 tentang Larangan Pengeluaran Ikan Hias Anak Ikan Arwana, Benih Ikan Biota Hidup dan ikan Biota Hidup dari Wilayah Negara Republik Indonesia Ke Luar Wilayah Keluar Wilayah Negara Republik Indonesia.
Sebagai pengusaha ikan Arwana Jardini Papua, Nababan mengaku keberatan dengan aturan pemerintah yang menentukan ukuran penjualan anakan arwana 12 centimeter. Dia meminta ukuran standar diturunkan menjadi 3,5 cm sampai 5 cm.
Dia meminta Menteri Edhy untuk segera mengambil keputusan atas permohonannya lantaran masa panen anakan arwana semakin dekat. "Kami berharap Pak Menteri meninjau ulang aturan Permen 21/2014. Waktu panen sudah dekat pak, Oktober sampai Januari," kata Nababan dalam pertemuan tersebut, Jakarta, Selasa (25/8).
Lebih jauh dia menjelaskan, alasan usulan tersebut karena biaya pemeliharaan menjadi membengkak. Meliputi biaya pakan, obat-obatan, dan aksesoris penampungan.
Sementara banyak masyarakat Papua yang menggantungkan hidup dari menangkap anakan ikan arwana untuk diperdagangkan. Dia menambahkan penangkapan yang digunakan pun secara tradisional sehingga tidak merusak habitat ikan arwana. "Yang terpenting indukannya jangan ditangkap," kata dia.
Sebagai informasi, Arwana jardini tersebar di Merauke, Bouvendigul, Mappi dan Asmat. Namun kata Nababan, pemanfaatan ikan endemik ini hanya dilakukan di Merauke dan Bouvendigul. Pelepasliaran pun sering dilakukan untuk menjaga jardini tetap lestari.
Menanggapi itu, Menteri Edhy mengaku meminta waktu untuk melakukan pengkajian atas permohonan Nababan. Saat ini pun baleid yang dimaksud juga tengah dalam proses kajian ulang di internal Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sehingga setiap masukan menjadi bahan pertimbangan KKP sebelum adanya keputusan final. Dia ingin keputusan nantinya berpihak pada ekonomi dan juga alam.
"Kami minta waktu untuk mendalami ini. Pak Presiden memang sudah berpesan untuk tidak mempersulit masyarakat yang ingin berusaha," kata Edhy.
Selain itu, Menteri Edhy meminta tim Ditjen Perikanan Budidaya dan BRSDM untuk memulai uji coba budidaya arwana Papua. Lewat budidaya, pemanfaatan ekonomi oleh masyarakat dan keberlanjutan bisa sejalan.
Baca juga:
Bantu Nelayan yang Terdampak Corona, Kemendag dan KKP Luncurkan SRG Ikan Laut
Edhy Prabowo Sebut Indonesia Masih Butuh Banyak Kapal Ikan
Pemerintah Target Angka Konsumsi Ikan Capai 62,05 Kg per Kapita di 2024
Akibat Gizi Buruk, Ekonomi RI Berpotensi Rugi Ratusan Triliun Rupiah Tiap Tahun
Cerita Edhy Prabowo, Petambak Udang Sulit Dapat Pinjaman Bank Saat Pandemi
Saat Pandemi, Harga Udang Capai Rp 50.000 per Kg
Luhut Harap Pasar Laut Indonesia Bisa Tingkatkan Perekonomian
Baca Selanjutnya: Pemerintah Janji Kaji Aturan Ekspor...
(mdk/bim)
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami