Merdeka.com - Direktur Mega Proyek PT PLN Ikhsan Asaad mengatakan, PLN membutuhkan setidaknya 8 juta ton limbah sampah per tahun guna konversi dari batubara untuk memaksimalkan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Dia menjelaskan, limbah sampah tersebut digunakan untuk menggantikan sebanyak lima persen batu bara dalam pembangkit. Limbah yang dimaksud di antaranya adalah serbuk gergaji kayu. Kapasitas PLTU yang dimiliki PLN sendiri saat ini total sebanyak 18 ribu megawatt (MW).
Pemanfaatan energi baru terbarukan terus ditingkatkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan mengembangkan potensi biomassa yang dimiliki sebagai pengganti batu bara mencapai hingga 20.925 ton per harı.
Salah satu yang didorong dalam RUKN (Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional) 2019-2038 yakni melalui metode co-firing pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan memanfaatkan biomassa sebagai substitusi (campuran) batu bara.
"Ada dua bahan baku yang jadi campuran metode co-firing, yakni sampah dan limbah/hasil hutan berupa kayu, ini dicampurkan 1 persen hingga 5 persen. Kalau diakumulasikan potensinya cukup menjanjikan," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, dikutip Antara, Rabu (25/11).
Sampah sebagai bahan baku pellet saat ini memiliki volume sebesar 20.925 ton per hari yang terkonsentrasi di 15 tempat pengelolaan sampah kota, yakni DKI Jakarta (7.000 ton/hari), Kota Bekasi (1.500 ton/hari), Kabupaten Bekasi (450 ton/hari), Batam (760 ton/hari), Semarang (950 ton/hari), Surabaya (1.700 ton/hari) Kota Tangerang (1.200 ton/hari), Denpasar dan Badung (1.155 ton/hari).
Selanjutnya, ada Depok, Kota dan Kabupaten Bogor (1.500 ton/hari), Makassar (1.000 ton/hari), Bandung (1.630 ton/hari), Surakarta (550 ton/hari), Malang (800 ton/hari), Regional Jogja (440 ton/hari) dan Balikpapan (290 ton/hari).
"Nilai kalori pengelolaan sampah yang dihasilkan sekitar 2.900 - 3.400 Cal/gr," imbuhnya.
Sementara untuk hasil hutan jenis kayu jika diekuivalensikan dengan besaran listrik yang dihasilkan, total potensi kayu untuk dijadikan jadi wood pellet sebesar 1.335 Mega Watt electrical (MWe).
Potensi tersebut tersebar di Sumatera (1.212 MWe), Kalimantan (44 MWe), Jawa, Madura dan Bali (14 MWe), Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (19 MWe), Sulawesi (21 MWe), Maluku (4 MWe) dan Papua (21 MWe) dengan nilai kalori sebesar 3.300 - 4.400 Cal/gr.
Baca juga:
Tantangan Pengusaha Batubara Di Era Transisi Energi Ramah Lingkungan
Target Bauran Energi Terbarukan 23 Persen di 2025 Dinilai Sulit Tercapai
Menteri ESDM Ungkap Solusi Ketersediaan Listrik Daerah Terpencil RI
Mengenal Cara Kerja PLTA Beserta Fungsinya untuk Kehidupan Sehari-hari
Jika Ditugaskan, PLN Siap Bangun Pembangkit Nuklir di Tanah Air
MIND ID: Nikel Bisa Dimanfaatkan untuk Baterai Pembangkit Tenaga Surya di Perumahan
Baca Selanjutnya: Tempat Pengelolaan Sampah Kota...
(mdk/azz)
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami