Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Jumat (20/11). Rupiah dibuka di Rp14.160 per USD atau melemah tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.155 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih melemah tipis usai pembukaan dan bertahan di Rp14.167 per USD. Namun, Rupiah langsung melemah tajam dan saat ini berada di posisi Rp14.200 per USD.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta masih lanjut terkoreksi usai bank sentral menurunkan suku bunga acuan. Menurutnya, pergerakan aset berisiko di pasar Asia pagi ini terlihat beragam.
"Kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus COVID-19 di dunia yang menekan aset berisiko beradu dengan harapan efektifitas vaksin," kata Ariston, dikutip Antara, Jumat (20/11).
Dari dalam negeri, keputusan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia bisa menekan laju rupiah terhadap dolar AS karena selisih (spread) imbal hasil yang menipis. Namun di sisi lain, dolar AS terlihat tertekan terhadap nilai tukar negara berkembang pagi ini.
Dia memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.100 per USD hingga Rp14.200 per USD. "Rupiah bisa bergerak dalam kisaran sempit dan mungkin ikut menguat mengikuti pergerakan nilai tukar lainnya," jelasnya.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 18-19 November 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen persen.
Keputusan ini menghentikan penahanan suku bunga acuan sebesar 4 persen selama beberapa bulan terakhir. Jika dihitung sejak awal 2020, BI telah memangkas 7-Day Reverse Repo Rate sebanyak 125 basis poin.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, dengan mempertimbangkan evaluasi serta perkiraan ekonomi domestik dan global, pihaknya juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposit facility dan lending facility.
"Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 November 2020, memutuskan untuk menurunkan BI-7DRR sebesar 25 basis poin jadi 3,75 persen. Suku bunga deposito facility sebesar 25 basis poin jadi 3 persen, dan suku bunga lending facility 25 basis poin menjadi 4,5 persen," jelasnya, Kamis (19/11).
Menurut Perry, keputusan ini konsisten dengan perlunya menjaga stabilitas eksternal di tengah inflasi yang diperkirakan akan tetap rendah. Bank Indonesia disebutnya menekankan jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas untuk dorong pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi.
Baca juga:
BI Prediksi Penguatan Rupiah Bakal Terus Berlanjut
Rupiah Melemah ke Rp14.151 per USD Jelang Pengumuman Hasil Rapat BI
Proyeksi 2021, Rupiah Bakal Terus Menguat Masuk Kisaran Rp 13.000-an
Rupiah Melemah Diterpa Sentimen Peningkatan Kasus Covid-19
Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.055 per USD Dipicu Membaiknya Neraca Perdagangan
Rupiah Menguat ke Rp14.040 per USD Dipengaruhi Kemajuan Vaksin Moderna
Baca Selanjutnya: BI Turunkan Suku Bunga Jadi...
(mdk/azz)
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami