Siapkan Modal Kerja Rp100 T, Menteri Teten Dorong UMKM Terapkan Pembukuan Digital

Advertisement
Merdeka.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyiapkan pembiayaan untuk UMKM sekitar Rp80-Rp100 triliun yang siap disalurkan melalui lembaga pembiayaan formal. Ini dilakukan untuk memberikan modal kerja baru bagi Koperasi dan UMKM.
"Kita ingin semua UMKM terhubung ke lembaga pembiayaan formal, karena dalam catatan bank dunia yang sukses UMKM berkembang, tumbuh dari usaha kecil menjadi menengah, dan menengah jadi besar, itu adalah UMKM yang sudah terhubung ke lembaga pembiayaan formal, seperti perbankan, koperasi syariah, Koperasi Simpan Pinjam, dan sebagainya," kata Teten dalam Webinar, Kamis (9/7).
Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong koperasi dan UMKM agar bisa memanfaatkan modal kerja baru tersebut. Karena modal kerja ini diklaim lebih murah dan cicilannya lama.
Advertisement
"Sehingga tidak perlu bayar cicilan selama 6 bulan. Ini akan kami salurkan dalam bank Himbara, BPR, KSP, BMT, silakan mengajukan ke lembaga pembiayaan tersebut, ini bukan dibagikan oleh Kementerian Koperasi dan UKM langsung," katanya.
Selain itu, digitalisasi UMKM juga sangat penting untuk memperoleh akses pembiayaan. Sebab, ke depan banyak lembaga pembiayaan yang sudah melakukan record digital mengenai kesehatan usaha UMKM, yang bisa menggantikan jaminan dalam bentuk akses pembiayaan.
"Ke depan record digital akan menjadi model, oleh karena itu digitalisasi menjadi penting untuk koperasi dan UKM. Selama ini lembaga pembiayaan itu kurang percaya memberikan pinjaman, kalau pembukuannya masih manual, karena double pembukuan itu sering dilakukan," ujarnya.
Apabila menerapkan pencatatan digital, maka lembaga pembiayaan bisa melihat apakah UMKM tersebut usahanya berkembang atau macet. "Beberapa pelaku usaha sekarang sudah melihat record atau catatan digital mengenai kesehatan usaha, itu menjadikan referensi untuk memberikan pinjaman, ke depan akan seperti itu," kata Teten.
Pentingnya Pembukuan Digital

Teten menegaskan bahwa sudah tidak zaman lagi menumpuk aset untuk jaminan pinjaman. Melainkan yang penting sekarang adalah pengelolaan usaha secara digital.
"Sekarang yang penting dari lembaga pembiayaan melihat dari usahanya, apakah usahanya lancar dan mampu membayar cicilan, kenapa tidak diberikan pembiayaan," ujarnya.
Teten menyampaikan, bisnis proses, pembukuan di UMKM secara digital itu sangat penting dan bisa menjadi model baru dalam pemberian pinjaman.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
789.000 UMKM Sudah Go Digital Lewat Program Bangga Buatan Indonesia
Ada WFH, Penjualan Daster dan Sarung Melonjak Selama Pandemi Corona
Menkop Teten soal Prediksi 50 Persen UMKM Gulung Tikar: Saya Khawatir Betul
Terima Dana PEN Rp10 T, Bank Mandiri Garap Sektor Pendukung Padat Karya dan Pangan
Pemerintah Optimis 10 Juta UMKM Go Online Tahun Ini
OJK Catat Restrukturisasi Kredit per 29 Juni Capai Rp 740,7 T Kepada 6,5 Juta Debitur
Pemprov Jabar Sebut 37.119 UMKM Terdampak Pandemi Covid-19
Advertisement
TOPIK TERKAIT
Advertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami