Sri Mulyani Akui Tak Mudah Buat Kebijakan untuk Tangani Covid-19
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengakui tidak mudah mengeluarkan kebijakan untuk menghadapi pandemi Covid-19. Sebab, pemerintah sendiri dihadapkan dengan berbagai pilihan serta mempertimbangkan berbagai aspek, baik keselamatan masyarakat dan juga ekonomi Indonesia.
"Dalam menyikapi suatu masalah negara atau siapa pun pasti akan dihadapkan pada pilihan-pilihan. Dan mungkin berbeda dengan kalau di film-film yang menghadapi pilihan itu gampang," kata Sri Mulyani dalam webinar di Jakarta, Rabh (16/9).
Dia mengatakan, kondisi terjadi hari ini pemerintah sering dibenturkan antara kesehatan dan ekonomi. Seolah-olah kalau menghadapi Covid-19 ekonominya dikorbankan, atau kalau ingin memulihkan ekonomi, kesehatannya yang dikorbankan.
"Kan tidak bisa kita mengatakan kesehatan lebih penting dari ekonomi apa ekonomi lebih penting dari kesehatan. Karena dua-duanya menyangkut manusia yang satu bisa mengancam jiwa manusia melalui penyakit yang satu bisa mengancam jiwa manusia melalui kondisi ekonomi pendapatan mereka," kata dia.
Kondisi-kondisi seperti itu yang kemudian membuat proses kebijakan diambil pemerintah sulit. Karena memang harus membuat pilihan-pilihan yang tidak mudah dan sederhana.
"Ini yang kemudian di dalam kondisi policy making proses kita dihadapkan pada situasi situasi seperti ini," kata dia.
Modifikasi APBN
Bendahara Negara ini menambahkan, dalam menghadapi covid pada saat yang sama pemerintah harus tetap menggunakan instrumen kebijakan termasuk APBN fiskal untuk menghadapi dan mengatasi isu-isu yang sifatnya fundamental.
Oleh karena itu di dalam mendesain APBN baik di tahun 2020 telah mengalami perubahan sebanyak dua kali. Dan untuk APBN 2021 yang sekarang ini sedang dibahas dengan dewan pemerintah juga telah menyeimbangkan antara kebutuhan untuk penanganan covid-19 dan bagaimana membuat instrumen APBN bisa menghadapi masalah fundamental tersebut.
"Jadi desain dari sisi maka kemampuan APBN sebagai counter cyclical dan menghadapi masalah fundamental," jelas dia.
Jika melihat APBN 2020 telah mengalami defisit yang meningkat sangat besar 6,4 persen. Ini merupakan defisit yang sangat besar selama 15 tahun terakhir, di mana sesuai Undang-Undang keuangan negara tidak boleh lebih dari 3 persen.
"Maka kita juga harus hati-hati di dalam mendesain belanjanya karena banyak belanja ini didanai oleh defisit yang lebih besar namun dalam situasi yang luar biasa sangat sangat urgent di mana kecepatan menjadi sangat penting kita harus berusaha supaya jangan sampai kecepatan respons terutama di bidang keuangan negara menimbulkan masalah tata kelola yang tidak baik dan akuntabilitas yang bermasalah," tandas dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia maupun Brasil sama-sama tumbuh kuat usai terdampak parah pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaPosisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaIsu Sri Mulyani akan mundur dari Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin diembuskan ekonom senior Faisal Basri.
Baca SelengkapnyaBegini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebutkan bahwa saat ini perempuan yang berkarir menghadapi tantangan dalam pembagian waktu untuk bekerja dan mengurus keluarga.
Baca Selengkapnya