Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa shock akibat Covid-19 jangan sampai menyebabkan kesejahteraan masyarakat merosot, meskipun banyak yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Pemerintah harus tetap menjaga agar terpenuhi kebutuhan pokoknya.
"Jangan sampai shock Covid-19 sebabkan masyarakat merosot kehidupannya dari sisi kesejahteraannya atau kalau mereka kehilangan pekerjaan mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan pokoknya," katanya dalam diskusi daring dikutip dari Antara di Jakarta, Selasa (17/11).
Oleh sebab itu, pemerintah langsung merancang landasan hukum agar dapat memberikan dukungan kepada masyarakat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Jadi pertama untuk bisa dukung dengan APBN harus ada landasan hukum makanya Presiden mengeluarkan Perppu Nomor 1 yang sekarang menjadi UU Nomor 2," ujarnya.
Dia menjelaskan setelah terbentuk landasan hukum tersebut, pemerintah langsung menyusun alokasi anggaran sebesar Rp695,2 triliun yang ditujukan kepada berbagai program dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Program PEN fokus pada enam bidang yang meliputi kesehatan Rp97,26 triliun, perlindungan sosial Rp234,33 triliun, sektoral K/L dan Pemda Rp65,97 triliun, UMKM Rp114,81 triliun, pembiayaan korporasi Rp62,22 triliun, serta insentif usaha Rp120,6 triliun.
"Karena ini penyebab masalahnya Covid-19 ya pertama membuat pemerintah dan pemda untuk mampu menangani pandemi tersebut. Makanya alokasinya cukup besar untuk bidang kesehatan," katanya.
Sri Mulyani menyatakan meski pemerintah mampu mengalokasikan anggaran sangat besar untuk mengatasi dampak pandemi terhadap masyarakat namun bukan berarti APBN tidak mengalami shock.
Di sisi lain, ia memastikan tekanan pada APBN karena pendapatan negara menurun akibat pembatasan orang dan barang itu tidak boleh menghancurkan seluruh aspek kehidupan masyarakat.
"APBN yang dikelola pemerintah juga alami shock namun tidak boleh dibiarkan shock itu menghancurkan seluruh hal dari kesehatan, sosial, kegiatan pendidikan, UMKM dan ekonomi," tegasnya.
Maka dari itu, Sri Mulyani mengatakan APBN harus bekerja keras hingga melebarkan defisitnya dari 3 persen menjadi 6,34 persen dalam rangka memenuhi kebutuhan belanja pemerintah untuk terus memberikan dukungan kepada masyarakat.
"Belanja-belanja itu penting bagi kita karena masyarakat tidak bisa menunggu. Itu peran penting APBN. Ini disebutkan melalui keuangan negara lah negara hadir pada saat rakyat hadapi kesusahan," katanya.
Baca juga:
Penjualan Offline Kebab Turki Baba Rafi Turun 40 Persen Akibat Pandemi
Cerita Pengusaha Kuliner Omzet Naik 6 Kali Lipat di Masa Pandemi Covid-19
70 Event Pariwisata di Palembang Batal Digelar Akibat Pandemi Covid-19
70 Even Pariwisata di Palembang Gagal Digelar Akibat Pandemi Covid-19
BPS: Mobilitas Masyarakat di Sektor Perdagangan & Rekreasi Meningkat di Oktober 2020
Baca Selanjutnya: APBN Tak Alami Shock...
(mdk/idr)
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami