Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan total pembiayaan utang tahun ini secara bruto mencapai Rp1.439 triliun. Utang tersebut nantinya juga akan mencakup pemulihan ekonomi usai pandemi Virus Corona.
"Pembiayaan defisit untuk 5,07 persen ini yaitu terjemahannya menjadi Rp852,9 triliun di mana pembiayaan investasi net Rp153,5 triliun," ujar Sri Mulyani melalui Video Conference di Jakarta, Jumat (8/5).
"Sehingga pembiayaan utang netto adalah akan mencapai Rp1.006,4 triliun. Kalau ditambah dengan utang yang jatuh tempo tahun ini maka pembiayaan secara bruto akan mencapai Rp1.439 triliun," sambungnya.
Sri Mulyani melanjutkan, untuk pendanaan utang ini akan dilakukan penerbitan SBN yang dalam hal ini tidak dilakukan secara khusus untuk Covid-19 namun akan terus diidentifikasi jenis SBN yang dapat diterbitkan untuk pemulihan ekonomi.
"Ini karena kemarin sesuai dengan kesimpulan dengan komisi XI (DPR) maka Menkeu dan BI akan melakukan suatu MoU terpisah dalam rangka pembiayaan yang ada hubungannya dengan pemulihan ekonomi," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, sampai saat ini penerbitan SBN yang masih akan perlu dilakukan adalah sekitar Rp697,3 triliun.
"Ini yang akan kita penuhi melalui pasar domestik, SBN retail, privat placement dan penerbitan SBN valas. Semuanya masih terbuka dan akan kita lihat secara oportunistik kesempatan yang ada di market," tandasnya.
Baca juga:
Pemerintah Batal Terbitkan Pandemic Bond
Kemenkeu Target Raup Dana USD 7 Miliar dari Pinjaman Multilateral
Kemenkeu Putar Otak Bayar Utang Jatuh Tempo Garuda Indonesia Rp7 Triliun
Hingga April 2020, Cadangan Devisa Meningkat Jadi USD 127,9 Miliar
Gubernur BI: Kami Akan Beli SBN Pemerintah di Pasar Primer Maksimal Rp125 T
Baca Selanjutnya: Penerbitan SBN...
(mdk/idr)
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami