Tapera dan 3 Program Pembiayaan Perumahan Siap Berjalan di 2021
Merdeka.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan program tabungan perumahan rakyat (Tapera) yang dikelola BP Tapera bisa mulai aktif pada 2021. Selain Tapera, 3 program pembiayaan lainnya siap berjalan di tahun depan untuk bantu mewadahi para pencari rumah.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Eko Djoeli Heripoerwanto mencontohkan, program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tetap akan berjalan pada 2021 mendatang. Kementerian PUPR telah menyiapkan anggaran 2021 sebesar Rp 16,6 triliun untuk menyediakan 157.500 unit rumah dalam program FLPP.
"Tentunya dengan pengawalan dan pengelolaan oleh BLU Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP)," kata Eko dalam sesi teleconference, Jumat (18/9).
Selain FLPP, program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebagai fasilitas pembiayaan perumahan yang disediakan Kementerian PUPR juga bakal tetap berjalan di tahun depan. "Target BP2BT itu sendiri yakni untuk melayani pembangunan 39.996 unit rumah, dengan anggaran mencapai sebesar Rp 1,5 triliun di tahun 2021," terang dia.
Selanjutnya, Kementerian PUPR juga bakal menyediakan program Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) pada 2021. Program ini ditargetkan mampu menyalurkan dana subsidi bagi 157.500 unit rumah kepada para penerima manfaat FLPP.
Eko menyatakan, kehadiran BP Tapera pada 2021 mendatang akan semakin menguatkan program-program pembiayaan perumahan yang kini tengah dikencangkan oleh pemerintah.
"Jadi program-program inilah yang nanti pada tahun depan akan bahu-membahu untuk menangani masalah kebutuhan perumahan di Indonesia. Untuk Tapera, pada tahun 2021 itu target utamanya memang masih untuk tahap pertama, yakni PNS, TNI dan Polri," tukasnya.
Pengalihan Dana Bapertarum ke BP Tapera
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) terus melakukan persiapan untuk melaksanakan program tabungan perumahan rakyat yang sebelumnya dikelola oleh Bapertarum-PNS. Salah satu targetnya, pada akhir September, pengalihan dana sudah dilakukan dari Bapertarum-PNS ke BP Tapera.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Eko Djoeli Heripoerwanto, menginformasikan pemerintah saat ini tengah memproses likuidasi aset dan pengalihan dana dari Bapertarum-PNS ke BP Tapera.
"Ini semua tengah kami kerjakan baik oleh kami di PUPR, kemudian di Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PANRB, dan BKN. Kami minggu depan akan meeting untuk serah terima hasil pemadanan data," ungkapnya dalam sesi teleconference, Jumat (18/9).
Proses selanjutnya yakni likuidasi aset kemudian penghitungan dana Bapertarum-PNS. Eko menyampaikan, hal itu dipersiapkan agar hak-hak para peserta yang juga pensiunan PNS bisa segera cair dan terbayarkan.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaSampai akhir tahun ini akan ada 19 juta peserta Kartu Prakerja sejak program ini diluncurkan pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Petani yang tergabung pada program Makmur mudah mengakses pupuk karena tidak bergantung pada pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaBayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaGanjar bicara memiliki program bernama Kredit Lapak, kredit murah khusus untuk para pedagang pasar saat menjabat Gubernur Jateng.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaSuharso mengaku masih belum dapat membicarakan lebih jauh terkait sumber dana untuk program makan siang dan susu gratis.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu terlebih dahulu menetapkan dengan pasti bentuk dan sasaran program tersebut, kemudian membandingkannya dengan sumber daya yang dimiliki.
Baca Selengkapnya