Untung Masyarakat dan Pengembang Terapkan Konsep Hunian Ramah Lingkungan
Merdeka.com - International Finance Corporation (IFC) bekerja sama dengan beberapa developer mulai memperkenalkan program Green Building untuk mengedukasi masyarakat dalam berinvestasi di hunian yang ramah lingkungan. Sebab, masih sedikit masyarakat yang mengetahui mengenai hunian hijau ini.
Indonesia Green Building Program Leader IFC Sandra Pranoto mengatakan program ini merupakan salah satu wujud komitmen IFC untuk mendukung investasi yang lebih besar di bangunan-bangunan hijau atau bangunan yang ramah lingkungan.
"Banyak yang tidak tahu green building itu apa sih, apakah hanya bangunan yang berwarna hijau, atau banyak tanaman hijaunya. Tapi lebih dari itu, kita bisa menghemat pengeluaran dan mengurangi penggunaan energi hingga 20 persen," kata Sandra dalam acara Media Sharing Green Buildings in Indonesia: Maximizing Building Resources Efficiency di Jakarta, Rabu (13/2).
Hunian ramah lingkungan saat ini sedang gencar disosialisasikan karena dapat menghemat energi dan tagihan bulanan hingga 20 persen. Pada 2025 nanti, 70 persen masyarakat akan tinggal di perkotaan, sehingga hal ini juga berpengaruh bagi developer dan investor karena akan menjadi target pasar yang baru.
Salah satu investor yang sudah menjalankan program ini adalah Asian Green Real Estate. Hingga saat ini, sudah banyak investasi yang dilakukan di seluruh Asia termasuk Indonesia. Contohnya seperti proyek Samara Suites, Newton Serviced Apartement hingga Ecoloft.
"Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, sehingga mendirikan bangunan hijau terdengar tidak masuk akal. Bila investor lain berinvestasi di konstruksi biasa, mengapa kita tidak mencoba melakukan hal yang sama namun dalam cara yang lebih baik untuk lingkungan," imbuh perwakilan dari Asia Green Real Estate, Alex Buechi.
IFC menilai bahwa ada banyak hal yang membuat investor dan developer masih belum yakin dengan green building, salah satunya karena minimnya informasi prediksi keuntungan yang bisa diambil dengan membangun bangunan hijau. Padahal menurut Sandra, ada potensi keuntungan sebesar USD 24,7 triliun jika developer fokus pada pembangunan bangunan hijau.
Bila diimplementasikan di Jakarta, ada potensi keuntungan sekitar USD 30 miliar yang dapat dimanfaatkan oleh investor dan developer. Sampai saat ini, sudah ada 479 investor di seluruh dunia yang menggunakan konsep berkelanjutan di setiap konstruksi mereka.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AHY menegaskan pemerintah juga punya tujuan besar pembangunan yang juga harus dikawal dan dijaga bersama-sama.
Baca SelengkapnyaThe Sanur sebagai KEK Khusus pertama di Indonesia menghadirkan kawasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBanyaknya aktivitas manusia yang menyimpang, dapat berdampak buruk bagi kelestarian alam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal tersebut diungkapkan Diani Sadiwati sebagai Staf Khusus Bidang Pembangunan Berkelanjutan, Otorita IKN.
Baca SelengkapnyaEfek kenaikan harga tanah disebabkan karena adanya rencana pembangunan fasilitas umum di Kelurahan Sumberarum.
Baca SelengkapnyaMereka ingin masyarakat di pedesaan juga peduli tentang lingkungan
Baca SelengkapnyaMasyarakat berinisiatif mengajukan penataan lahan pertaniannya agar jalan usaha tani dapat dibangun.
Baca SelengkapnyaTujuan dari dilakukannya percepatan dalam hal pendaftaran tanah, di antaranya untuk memberikan kepastian hukum hak atas tanah masyarakat
Baca SelengkapnyaMasyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.
Baca Selengkapnya