Penelitian: Orang Rela Abaikan Moral Demi Politik
ilmuwan politik di Universitas Nebraska-Lincoln menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi.
ilmuwan politik di Universitas Nebraska-Lincoln menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi.
Dua hari lagi Indonesia akan menggelar pemilu. Dari sejarah masa lalu kita mengetahui, tak hanya di Indonesia, para politisi dan para pendukungnya di berbagai belahan dunia rela mengabaikan moral demi kepentingan politik.
Di berbagai platform media sosial, siaran televisi, atau berbagai podcast, cukup mudah kita temukan contoh-contoh perilaku menyimpang dalam wacana politik.
Dikutip dari laman the Jerusalem Post, ilmuwan politik di Universitas Nebraska-Lincoln menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi dalam penelitian terbarunya yang dipublikasikan dalam jurnal Political Psychology dengan tajuk berani "Politik menjadikan kita semua bajingan: Mengapa penilaian moral bersifat situasional secara politik."
Ilmuwan politik Kyle Hull, Kevin Smith, dan Clarisse Warren menunjukkan, orang bersedia mengabaikan moral mereka--bahkan bertindak tidak etis--ketika terlibat dalam ranah politik.
Penelitian mereka memperlihatkan sikap bermusuhan terhadap kelompok oposisi atau mereka yang pandangan politiknya berbeda menjadi faktor pendorong untuk mengabaikan moral ketika orang berada di ranah politik.
Moral menjadi sesuatu yang hanya diperlukan pada saat-saat tertentu saja. Orang lebih bersedia memaafkan mereka yang melanggar moral karena pelaku masih satu kubu politik. Sementara kubu lawan yang melanggar akan dikecam keras. Fenomena ini cukup banyak terjadi tapi tidak sepenuhnya bisa dijelaskan.
Mengapa pelanggaran serupa menimbulkan penilaian moral yang berbeda dalam ranah pribadi dan politik?
""Orang-orang, tanpa memandang usia atau ideologi, lebih bersedia terlibat dalam perilaku dan penilaian yang tidak bermoral jika perilaku tersebut berada dalam ranah politik," kata Hull.
Hal itu didorong oleh faktor ketidaksukaan terhadap kubu lawan.
Para peneliti menggelar survei dengan melibatkan empat kelompok orang dewasa, total 2.472 responden. Survei tersebut mencakup skala perilaku moral nonpolitik dan politik serta skala toleransi moral politik dan nonpolitik.
"Pada dasarnya kami bertanya ke orang dan meminta mereka menanyakan pertanyaan yang sama," kata Smith.
"Satu-satunya perbedaan dalam poin survei adalah ketika kami mengubah 'pribadi' menjadi 'politisi'. Dan itu sudah cukup membuat penilaian moral orang berubah.
Penelitian ini juga menyoroti bagaimana perilaku buruk orang-orang yang lebih toleran secara moral terhadap politisi yang mereka sukai.
Politik membuat kita melakukan apa yang di situasi normal tidak akan kita lakukan dan menoleransi apa yang biasanya tidak kita toleransi. Politik menunjukkan sisi terburuk kita.
"Semakin kita menjelek-jelekkan pihak lain maka semakin mudah kita mengabaikan moral kita."
"Jika itu benar, maka orang kemungkinan besar akan menggunakan standar yang berbeda untuk perilaku moral atau pilihan moral dalam kehidupan pribadi mereka dibandingkan dengan dunia politik, dan itulah yang kami temukan," kata Smith.
"Politik tampaknya membuat kita semua menjadi orang jahat."
Berbakti kepada orang tua adalah salah satu kewajiban moral yang sangat dihargai dalam berbagai budaya dan agama.
Baca SelengkapnyaSejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.
Baca SelengkapnyaTerjadinya perubahan iklim menyebabkan tekanan mental terutama pada anak muda.
Baca SelengkapnyaIntegritas pemilu merupakan aspek kritis dalam menjaga kesehatan demokrasi suatu negara.
Baca SelengkapnyaMenjadi kaya menurut sains tidak hanya bergantung pada tindakan Anda. Melainkan juga pada karakter.
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian tradisional Indonesia ini mengandung kepercayaan dan juga penuh pesan moral yang mungkin relevan dengan kehidupan kita sekarang ini.
Baca SelengkapnyaDengan politik seseorang bisa menerapkan kebijakan baik untuk kepentingan rakyat banyak.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaPenelitian tersebut berfokus pada transformasi Anies yang berlatar sebagai akademisi bisa bergelut sebagai politisi.
Baca Selengkapnya