Mengenal Suku Togutil, Kelompok Etnis yang Hidup secara Nomaden di Kawasan Hutan Pulau Halmahera
Semakin ke sini kehidupan mereka semakin terancam. Diduga ada kaitannya dengan usaha ekspansi sumber daya alam.
Semakin ke sini kehidupan mereka semakin terancam. Diduga ada kaitannya dengan usaha ekspansi sumber daya alam.
Sebuah video yang diunggah akun TikTok @yanaeaje pada awal tahun 2023 lalu memperlihatkan interaksi antara warga dengan salah satu suku asli yang mendiami Pulau Halmahera, yaitu Suku Togutil.
Dalam video itu dijelaskan bahwa beberapa orang dari Suku Togutil datang ke dekat permukiman warga.
Warga pun menyambut baik kedatangan mereka hingga memberikan pakaian dan bahan pangan kepada beberapa anggota Suku Togutil itu.
Foto: Merdeka.com
Suku Togutil merupakan kelompok etnis yang mendiami kawasan hutan Halmahera seperti Hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo, dan Buli. Di sana mereka hidup secara nomaden.
Sebenarnya orang Togutil tak mau disebut dengan nama itu karena makna konotatifnya mengandung arti “terbelakang”. Kata ini berasal dari sebutan bangsa Portugis yang melihat mereka berjalan kembali ke hutan.
Foto: Rimbakita.com
Dilansir dari Wikipedia, kehidupan suku Togutil masih tergantung pada keberadaan hutan-hutan asli. Mereka bermukim secara berkelompok di sekitar sungai. Rumah-rumah mereka terbuat dari kayu, bambu, dan beratap daun pelem sejenis Livistonia. Umumnya rumah mereka tidak berdinding dan berlantai papan panggung.
Di hutan, kehidupan suku Togutil sebenarnya begitu bersahaja. Mereka hidup dengan memukul sagu, berburu babi dan rusa, dan mencari ikan di sungai-sungai sampai perkebunan. Mereka juga mengumpulkan telur megapoda, damar, dan tanduk rusa untuk dijual pada orang-orang pesisir. Kebun-kebun mereka ditanami pisang, ketela, ubi jalar, papaya, dan tebu.
Dilansir dari Rimbakita.com, sistem kekerabatan Suku Togutil menganut sistem patriarkal. Jika seorang wanita sudah menikah, ia akan menjadi bagian dari kelompok keluarga suaminya.
Namun di dalam suku itu ditemukan pula pernikahan antara anggota keluarga yang ada dalam satu kelompok. Umumnya satu kelompok terdiri dari 10 KK.
Foto: Liputan6
Warga Togutil juga tidak mengenal adanya kepemimpinan. Dalam hidup berkelompok mereka hanya mengangkat seseorang untuk dijadikan panutannya.
Biasanya seorang panutan dipilih karena orang tersebut dianggap cakap dan cukup piawai dalam berburu dan mengobati orang sakit. Dalam hal ini Suku Togutil memiliki ritual pengobatan yang dikenal dengan istilah “maidu-idu”.
Seiring waktu, kehidupan Suku Togutil makin terancam. Berdasarkan pantauan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), pada 2021 lalu ada kelompok warga yang masuk hutan dan diduga mereka merupakan kelompok kaplingan hutan yang suka menjual lahan hutan kepada pihak perusahaan.
Saat hendak masuk hutan, mereka dicegat oleh salah satu anggota Suku Togutil agar tidak masuk wilayah mereka. Video pencegatan itu viral dan membuat resah warganet.
kata Pengurus AMAN Maluku Utara, Supriyadi Sawai, dikutip dari Liputan6.com pada 24 Januari 2021 lalu.
Supriyadi mengatakan bahwa saat ini sebagian anggota Suku Togutil sebenarnya sudah memiliki handphone dan sudah bisa mengendarai motor. Bahkan mereka sudah hidup berbaur dengan warga di luar suku mereka.
Foto: Rimbakita.com
Hanya saja masih ada sebagian dari mereka yang hidup masih dengan cara-cara lama. Menurut Supriyadi, mereka semakin terusik dengan orang luar dan hal ini ada kaitannya dengan ekspansi sumber daya alam. Padahal mereka hidup hanya bergantung dengan hutan yaitu dari sungai dan aktivitas berburu.
Jelas Supriyadi terkait bagaimana seharusnya kita memperlakukan warga Suku Togutil.
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaKampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaSultan Hidayat berharap, kehadiran Anies di Maluku Utara makin memperkuat pesan perubahan
Baca SelengkapnyaBatu peninggalan di Pulau Samosir ini memiliki bentuk yang unik.
Baca SelengkapnyaUpacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.
Baca SelengkapnyaPeneliti ungkap rahasia hidup awet muda adalah hidup di lingkungan hijau. Simak penjelasan berikut ini.
Baca SelengkapnyaKawasan MHHT nantinya akan memiliki 109 spesies pohon khas ekosistem hutan hujan tropis dengan keragaman hayati yang tinggi.
Baca Selengkapnya. Keberadaan UU itu nantinya akan memberikan ketegasan pada tanah atau hutan adat tersebut agar tak berpindah tangan ke pihak-pihak yang pada akhirnya merugikan
Baca Selengkapnya