Mengintip para penjaja kuliner khas daerah di ibu kota
Merdeka.com - Bagi Anda yang hobi kuliner, tentu tak susah untuk menemukan banyak tempat makan enak di Jakarta. Bukan hanya di tempat-tempat mewah, banyak makanan enak justru ada di pinggir-pinggir jalan, lengkap dengan suasana santai dan hangat.
Longok saja di sepanjang Jalan Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, berjajar warung makan di pinggir jalan. Kebanyakan adalah warung-warung makan yang membawa nama daerah asal, seperti Soto Lamongan, Sate Madura, Bakmi Jawa, dan masih banyak lagi makanan-makanan tradisional lainnya.
Tak cuma di sepanjang Jalan Saharjo saja, di beberapa kawasan di Jakarta juga menjamur beraneka ragam kuliner yang menjual makanan khas berlabel daerah masing-masing. Hampir di semua wilayah DKI Jakarta banyak menjamur warung-warung makan khas daerah.
"Tak perlu ke Yogya kalo cuma mau makan angkringan. Di Jakarta banyak," kata Arif, warga Yogya yang bekerja di Jakarta kepada merdeka.com.
Tak cuma Arif. Yacob, salah seorang warga Lamongan, Jawa Timur yang tinggal di Jakarta juga merasa terbantu dengan menjamurnya penjual soto Lamongan. Selain rasanya enak dan harganya murah, rasa kangen kampung halaman pun juga terobati.
"Makan soto Lamongan, lumayan mengobati rasa kangen sama kampung halaman," kata Yacob sambil tersenyum.
Pada Sabtu (15/6) hari ini, merdeka.com mengambil tematik tentang "kampung tematis", yang merupakan persaudaraan dan paguyuban warga daerah yang memiliki profesi tertentu di Jakarta. Secara umum mereka berprofesi sebagai pedagang makanan- makanan khas daerah masing-masing.
Paguyuban-paguyuban yang akan kita bahas nanti di antaranya para pedagang Indomie asal Kuningan, Soto, pecel lele asal Lamongan, pedagang bakso dan mi ayam Wonogiri, pedagang sate Madura, bakwan Malang dan masih banyak lagi.
Satu lagi, dalam tematik kali ini juga akan membahas satu daerah di Tegal, Jawa Tengah bernama Kampung Lebaksiu, yang rata-rata penduduknya berjualan martabak. Menarik bukan?
Lalu bagaimana kisah warga daerah di Jakarta yang mengadu nasib dengan menjual aneka makanan khas daerah mereka masing-masing?
Simak ulasannya hanya di merdeka.com. Selamat membaca.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolres Blitar Kota AKBP Danang Setiyo ikut turun lapangan bersama anggotanya saat tengah berpatroli malam.
Baca SelengkapnyaAda 140 lapak kuliner, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat tersedia dengan harga yang terjangkau.
Baca SelengkapnyaKota kecil di selatan Jawa Barat ini punya kuliner yang eksotis dan destinasi yang nyeni.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kampung Islam Kepaon di Kota Denpasar memiliki kuliner khas bernama brongko yang hanya disajikan saat Ramadan. Kuliner ini biasa disajikan untuk berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaDari aneka pakaian sampai makanan tradisional bisa dijumpai di Pasar Baru Trade Center. Harganya bisa ditawar dan tak bikin kantong bolong.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaJokowi dan AHY sarapan bareng di Gudeg Yu Djum Wijilan, Kota Yogyakarta, Minggu (28/1) pagi.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Mayang Ely Febriyanto mengatakan warganya melakukan bakti sosial dengan membagi-bagikan takjil di tepi jalan secara gratis.
Baca SelengkapnyaPengunjung dijamin akan puas menyantap berbagai hidangan khas bumi Parahyangan yang otentik.
Baca Selengkapnya