Kebanyakan janji bisa jegal Jokowi nyapres
Merdeka.com - Setelah PDIP resmi mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden yang akan berlaga pada pilpres Juli 2014 mendatang, pertarungan opini antara pihak pro dan kontra kini telah berlangsung. Sebagian besar publik mendukung langkah Jokowi, namun tidak sedikit pula publik yang menolaknya.
Berdasarkan realita tersebut, Media Survei Nasional (Median) telah melakukan survei terkait pencapresan Jokowi dan beberapa janjinya ketika Pilkada Jakarta lalu.
Menurut Direktur Riset Median, Rico Marbun, cara paling objektif untuk menilai layak tidaknya pencapresan Jokowi harus didasarkan pada dua hal penting. Pertama, menanyakan kepada warga Jakarta yang selama ini dipimpin Jokowi. Kedua, melihat tingkat kepuasan warga Jakarta selama dipimpin Jokowi.
"Tim riset Median telah mendata setidaknya ada 14 janji Jokowi yang tercatat dan terekam di media massa. Kemudian kami menanyakan tingkat pengetahuan publik apakah mereka tahu, ingat, atau tidak dengan janji Jokowi tersebut. Setelah itu kami menanyakan apakah Jokowi telah berhasil memenuhi janji tersebut atau tidak," kata Rico di Jakarta, Minggu (30/3).
Berdasarkan hasil survei ini, ditemukan ada lima dari 14 janji Jokowi yang diingat publik paling tinggi (di atas 80 persen), yaitu mengatasi banjir (93.5 persen), kemacetan (91.0 persen), layanan kesehatan gratis (83.5 persen), pendidikan gratis dari SD hingga SMU (82.5 persen), dan memimpin Jakarta selama 5 tahun (81.5 persen).
"Cukup besarnya tingkat pengetahuan publik Jakarta terhadap janji-janji Jokowi tersebut bisa menjadi batu sandungan baginya untuk maju dalam bursa capres mendatang, mengingat berdasarkan survei publik Jakarta masih belum melihat realisasi janji-janji itu," jelas Rico.
Terbukti berdasarkan survei yang kami tanyakan kepada publik mengenai persetujuan terhadap pencapresan Jokowi. Hasilnya, 55.5 persen warga Jakarta tidak setuju Jokowi mencapreskan diri, dan hanya 32.5 persen setuju.
Ketika ditanyakan alasan penolakan atas pencapresan Jokowi, jawaban publik Jakarta setidaknya mengerucut pada tiga masalah, yakni janji Jokowi untuk menuntaskan masa jabatan (34,8 persen), macet belum teratasi (30,6 persen), dan banjir (17,8 persen).
Walaupun telah tumbuh opini yang dijadikan alasan kuat pendukung Jokowi maju sebagai capres, yaitu Jokowi akan berhasil mengatasi masalah utama di Jakarta seperti macet dan banjir jika Jokowi telah menjadi presiden, namun sebagian publik Jakarta masih ragu.
Berdasarkan hasil survei, 60 persen publik Jakarta memandang walaupun Jokowi berhasil menjadi presiden, belum tentu masalah Jakarta akan semakin mudah teratasi.
Survei ini sendiri di lakukan secara face to face interview dalam kurun waktu 3–16 Maret 2014 kepada publik Jakarta dengan total responden yang diambil sebesar 1.200 orang. Responden itu dipilih secara acak dengan teknik Multistage Random Sampling dengan Margin of Error 2.8 persen di tingkat provinsi pada Tingkat Kepercayaan 95 persen.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, dengan pernyataan itu bisa menjadi penentu dari segala pernyataan Jokowi yang seolah netral.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan saat ini masyarakat bebas menyampaikan pendapatnya di ruang publik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemudian, Jokowi bicara mengenai ketentuan Undang-undang Pemilu yang lagi ramai baru baru ini.
Baca SelengkapnyaJokowi mengungkapkan tidak mudah mewujudkan generasi Indonesia emas pada 2045 mendatang.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyatakan Presiden boleh ikut kampanye dan memihak salah satu calon di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi telah mencoblos surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir
Baca SelengkapnyaSejumlah kampus besar melakukan petisi hingga deklarasi menyelamatkan demokrasi dan mengkritik Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaBudi Arie menyebut masyarakat sudah paham kemana Presiden Jokowi akan menjatuhkan pilihan.
Baca Selengkapnya