Investasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas
Rata-rata harga emas dalam 5 tahun terakhir terus mengalami tren kenaikan. Salah satunya dipengaruhi oleh ketidakpastian global.
Rata-rata harga emas dalam 5 tahun terakhir terus mengalami tren kenaikan. Salah satunya dipengaruhi oleh ketidakpastian global.
Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti mengatakan, rata-rata harga emas dalam 5 tahun terakhir terus mengalami tren kenaikan. Salah satunya dipengaruhi oleh ketidakpastian global.
Oleh karena itu, banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain. Lantaran, emas dinilai sebagai salah satu instrumen investasi yang aman dan stabil.
"Kalau kita lihat kenapa harga emas itu tinggi dibandingkan tahun-tahun yang lalu, karena ketidakpastian global. Ketidakpastian, jadi itu membuat masyarakat mau tidak mau menaruh portofolio asetnya salah satunya yang aman dengan emas," kata Esther dalam diskusi di Jakarta, Kamis (14/3).
Menurutnya, rata-rata masyarakat di Indonesia enggan berinvestasi di sektor properti, karena susah untuk menjualnya kembali.
Selain itu, mereka juga menilai jika berinvestasi pada nilai tukar dan saham tidak stabil dan risikonya besar. Oleh karena itu, mereka lebih memilih emas sebagai instrumen investasi.
"Kalau mau investasi di properti karena susah jualnya, kalau mau investasi di-currency nilai tukar kan volatile, dan investasi di saham apalagi lebih volatile. Jadi, yang paling tinggi adalah emas," ujarnya.
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Banjaran Surya Indrastomo menjelaskan, emas memang masih menjadi pilihan nomor satu masyarakat Indonesia dalam berinvestasi.
Lantaran, naik turunnya harga emas terbilang cukup cepat dibanding instrumen investasi lainnya.
"Kalau kita bicara emas dalam negeri, emas ini kan domestik buyer. Emas memang masih dianggap sebagai instrumen investasi. Memang kalau merujuk pada kenaikannya, nilai dalam 5 tahun terakhir itu jauh lebih tinggi sebelum pandemi," pungkasnya.
Di tengah isu Emas Antam palsu yang menjadi sorotan, menarik untuk diketahui sejarah singkat emas di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBaik bagi investor pemula maupun penggemar perhiasan, mengetahui cara membedakan emas asli dan palsu adalah wawasan yang berharga.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaDinamika minat investasi pada IKN meningkat, apalagi pemerintah menjamin risiko demand pada tahap awal.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN menilai bahwa saat ini negara-negara besar seperti China, Amerika kembali melirik emas sebagai investasi.
Baca SelengkapnyaInvestasi untuk membeli properti mungkin sulit dijangkau. Ini karena harga properti yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Baca SelengkapnyaKepemilikan apartemen tidak hanya untuk hunian, namun juga dapat dijadikan sebagai instrumen investasi yang memberikan imbal hasil bagi pemiliknya.
Baca SelengkapnyaPada 2023, Singapura menjadi sumber investasi terbesar bagi Indonesia, diikuti China, Hong Kong, Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat.
Baca Selengkapnya