Penurunan Produktivitas Sektor Industri Disebut Masih Bisa Ditoleransi
Merdeka.com - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia mengakui terjadi penurunan produktivitas di sektor industri padat karya. Namun, dia menilai penurunan tersebut masih bisa ditoleransi.
"Selama buka di Republik Indonesia ok ok saja, penurunan yes tapi masih toleransi lah," ujar Bahlil di Bali, Senin (14/11).
Dia mengaku sempat bingung dengan narasi PHK terhadap buruh di Jawa Barat. Sebab, pabrik tersebut nyatanya menutup pabrik di Jawa Barat dan kemudian membuka pabrik di Jawa Tengah. Menurutnya, ada beberapa pertimbangan terhadap langkah pabrik tersebut, seperti harga operasional yang tinggi di Jawa Barat.
"Mungkin di sana cost operasional tinggi karena industri padat karya tidak pakai teknologi tingkat tinggi, profit dia tergantung dari capex kalau capex sudah tinggi dia akan tutup mencari capex yang lebih rendah. Di Jawa Tengah kebetulan upah murah," jelasnya.
Dia menekankan, selama pabrik tersebut tidak membuka operasional di luar negeri, hal tersebut tidak perlu menjadi kondisi yang mengkhawatirkan.
Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat, pada tahun 2022 hingga September, total karyawan yang terkena PHK sebanyak 43.567 pekerja. Mereka merupakan karyawan dari total 87 perusahaan yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat.
Rinciannya, 26 perusahaan di Kabupaten Sukabumi mem-PHK 12.188 pekerja, 18 perusahaan di Kabupaten Bogor mem-PHK 14.720 pekerja, dan 29 perusahaan di Kabupaten Purwakarta mem-PHK 3.883 pekerja. Kemudian 12 perusahaan di Kabupaten Subang mem-PHK 9.626 pekerja, satu perusahaan di Kota Bogor mem-PHK 150 pekerja, dan satu perusahaan di Kabupaten Bandung mem-PHK 3.000 pekerja.
Kepala Disnakertrans Jabar, Rachmat Taufik Garsadi mengatakan mayoritas perusahaan yang melakukan PHK itu bergerak di sektor garmen dan tekstil. Tak sedikit perusahaan itu memutuskan tutup beroperasi.
"Kebanyakan (perusahaan yang melakukan PHK) memang dari padat karya yang tutup. Iya padat karya garmen dan alas kaki. Itu memang di Subang, Bogor, Sukabumi, dan Purwakarta," kata dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerubahan tata guna lahan di Rancaekek dari sebelumnya kawasan hijau menjadi industri.
Baca SelengkapnyaGRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaPresiden menekankan bahwa tutupnya pabrik perusahaan dalam negeri bernama PT Sepatu Bata Tbk itu tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaPredisen Jokowi menekankan pentingnya hilirisasi sebagai langkah strategis agar harga jagung ditingkat petani lebih stabil.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus serius menggarap industri hilirisasi ini dengan membangun roadmap
Baca SelengkapnyaIndustri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.
Baca Selengkapnya