WHO: Kasus Cacar Monyet Global Tembus 18.000 Lebih
Merdeka.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan pada Rabu, kasus cacar monyet global telah lampaui angka 18.000 di 78 negara. Mayoritas kasus cacar monyet dilaporkan di Eropa.
Sabtu (23/7) pekan lalu, WHO menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan dunia.
Dikutip dari Al Arabiya, Jumat (29/7), sejauh ini 98 persen kasus cacar monyet di luar Afrika di mana virus ini menjadi endemik dilaporkan di antara pria homoseksual atau pria yang melakukan hubungan seks dengan sesama pria.
Sekitar 10 persen pasien dirawat di rumah sakit. Lima orang meninggal di Afrika.
Kasus cacar monyet di negara non endemik dilaporkan pertama kali pada Mei lalu. Penyakit ini menimbulkan gejala ringan sampai sedang seperti demam, kelelahan, dan ruam kulit yang sembuh dalam beberapa minggu.
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan ada sekitar 16 juta dosis vaksin tersedia. Namun vaksin ini belum dibagi ke dalam vial dan perlu waktu beberapa bulan untuk memindahkannya.
WHO mendesak negara-negara yang memiliki stok vaksin cacar monyet untuk membagikannya ketika pasokan vaksin terbatas.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk menjadi negara maju tak cuma mengedepankan kecerdasan sumber daya manusianya saja.
Baca SelengkapnyaTanggal 3 Januari diperingati sebagai Hari Kesehatan Pikiran dan Tubuh Internasional.
Baca SelengkapnyaSemua berharap presiden terpilih yang akan datang dapat menyelesaikan permasalahan Kesehatan yang ada sehingga tercapai derajat Kesehatan Masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peringatan Hari Kebahagiaan Internasional selalu diperingati setiap tanggal 20 Maret oleh masyarakat dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKeringat yang berlebihan ini muncul bukan karena panas matahari atau pakaian Anda yang terlalu tebal, tapi bisa jadi karena masalah pada kesehatan Anda.
Baca SelengkapnyaPeran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaMenurut Budi, syarat untuk mencapai generasi emas 2045 ialah harus sehat dan pintar.
Baca Selengkapnya